-DabmintonZ-:
Quote from: erfat on January 14, 2010, 11:29:42 AM wahh,, itumah salah inonesiaa...
knp ga pernah mau mengahargai karya org dan org2 pintar
?
salah sendiri klo anak bangsa nantinya malah memilih ke luar,, krn mereka lebih terbuka dan berani untuk menghargai org2 pintar dgn harga yg pantas..
gimana mo kasih harga yang pantas, kalo negeri sendiri masih pusing mikirin utang yang gak kunjung slese2...
bunganya aja kira2 100 T per tahun.... :(
nasionalisme emang diuji
ichaelmago:
Quote from: -DabmintonZ- on January 15, 2010, 09:02:48 AM gimana mo kasih harga yang pantas, kalo negeri sendiri masih pusing mikirin utang yang gak kunjung slese2...
bunganya aja kira2 100 T per tahun.... :(
nasionalisme emang diuji
:o bunganya segitu? serius tuh mod?
-DabmintonZ-:
Quote from: ichaelmago on January 17, 2010, 06:50:07 AM :o bunganya segitu? serius tuh mod?
ya elah....ni anak maen ke mall mulu, jadi gak ngerti berita dalam negeri
cekidot:
Quote
Indonesia Tanggung Beban Bunga Rp 101 Triliun Per Tahun
Besarnya jumlah utang negara membuat pemerintah Indonesia harus menanggung beban bunga obligasi dan bunga utang luar negeri senilai Rp 101 triliun setiap tahunnya.
“Jumlah bunga dan obligasi cicilannya mencapai Rp 101 triliun,” kata Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Masykur Musa dalam diskusi di Medan, kemarin.
Ali Masykur mengatakan, jumlah itu masih belum dihitung dengan utang pokok yang harus dibayarkan pemerintah terhadap negara yang menjadi piutang.
“Jumlahnya mencapai sekitar 10 persen dari jumlah APBN kita,” katanya tanpa menyebutkan jumlah pokok utang Indonesia.
Ia mengatakan, besarnya jumlah utang negara itu disebabkan seringnya penyelenggara pemerintahan masa lalu mencari utang.
Kondisi itu diperparah dengan kesalahan persepsi penyelenggara pemerintahan dalam mengartikan utang luar negeri yang dianggap sebagai pemasukan negara.
Padahal, kata Ali, dana yang didapatkan dari luar negeri bukanlah pemasukan negara sebagaimana pajak atau hasil eksplorasi sumber daya alam. “Utang bukan pemasukan negara, tetapi sesuatu yang harus dibayar,” katanya.
Ia menegaskan, selaku pemeriksa, BPK bukan bermaksud mencari kesalahan pihak lain dalam pengelolaan keuangan negara, termasuk penyelenggara pemerintahan.
“Namun, BPK berupaya agar tidak terjadi kesalahan (dalam pengelolaan keuangan negara),” kata bekas anggota DPR dari Partai kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
source
ichaelmago:
Quote from: -DabmintonZ- on January 17, 2010, 08:02:11 AM ya elah....ni anak maen ke mall mulu, jadi gak ngerti berita dalam negeri
cekidot:
:( gak pernah main ke mall. takut ada yang bunuh diri..
jadi..100 T itu cuma bunganya doang ya?