must_know:
INTRO
Sudah menjadi keinginan alami manusia untuk membangun sesuatu yang lebih besar, lebih cepat dan lebih kuat dari yang ada sebelumnya. Dalam dunia militer, pendapat ini benar adanya, selama berabad-abad berbagai negara di dunia berusaha menjadikan militernya yang terkuat dengan persenjataan terkuat dan terbesar, terutama untuk angkatan laut.
Memiliki angkatan laut yang besar telah menjadi simbol kekuatan dan kekuasaan suatu negara. Juga mencerminkan pengaruh negara tersebut di dunia atau juga untuk memuluskan kehendaknya kepada negara atau bangsa lain. Meskipun teknologi kekuatan udara, senjata nuklir dan ruang angkasa di abad 21 ini semakin canggih, namun peran angkatan laut tidak dapat tergantikan. Mengangkut seluruh pasukan ke seluruh dunia, mendominasi wilayah perairan atau sebagai pengirim isyarat politik ke negara lain.
Bermacam-macam kapal telah dibuat angkatan laut dunia. Mulai dari kapal tanker dan kapal pasokan hingga kapal jelajah dan kapal induk. Kapal-kapal seperti ini umumnya berukuran besar dan cenderung menarik perhatian. Terutama kapal induk dan kapal jelajah, kedua jenis kapal ini biasanya dilengkapi dengan senjata dan rudal yang besar dan juga mampu mengangkut banyak pesawat.
Di luar senjata nuklir, memiliki kapal perang yang besar tetap menjadi simbol kekuatan suatu negara. Pada tahun 1906, Angkatan Laut Inggris telah menunjukkannya dengan mengoperasikan HMS Dreadnaught, kapal perang modern pertama yang berukuran besar (panjang 160 meter), serta memiliki kecepatan dan persenjataan yang baik. Inilah yang menjadi tonggak awal pemicu persaingan dunia dalam membangun kapal-kapal perang besar. Hingga saat ini, angkatan-angkatan laut dunia terus bersaing untuk menjadi siapa yang memiliki kapal perang terbesar, terbaik persenjataannya, dan paling canggih.
Jangan bandingkan ukuran kapal-kapal perang besar saat ini dengan kapal-kapal raksasa selama Perang Dunia II. Dalam hal tonase, kapal perang Yamato (72.000 ton) milik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang (sebagai kapal perang terbesar di Perang Dunia II) kalah tonase dari kapal induk 100.000 ton milik Angkatan Laut Amerika Serikat saat ini. Kapal-kapal perang di bawah ini kami urutkan bukan berdasarkan tonase, namun berdasarkan panjangnya. Berikut 10 kapal perang terbesar di dunia tahun 2014.
1. Kelas Nimitz (AS) - 332,8 meter
Kapal induk dari Kelas Nimitz adalah kapal perang terbesar di dunia saat ini. Dengan harga per unit sekitar USD 4,5 miliar (Rp 53,7 triliun), Nimitz menjadi kapal termahal dari seluruh kapal di daftar ini. Sepuluh kapal Kelas Nimitz telah dibangun oleh Amerika Serikat, memudahkan militernya untuk mendominasi dunia. Selain dioperasikan untuk tugas-tugas militer, kapal induk super 100.000 ton ini juga digunakan untuk bantuan kemanusiaan dan bencana termasuk saat tragedi tsunami di Aceh tahun 2004 dan gempa bumi di Haiti pada 2010.
Nimitz mampu mengoperasikan 85 hingga 90 pesawat (berbagai jenis). Secara substansial kemampuan angkutnya melebihi kemampuan angkut seluruh kapal induk di dunia. Nimitz juga dilengkapi dengan senjata dan rudal sebagai perlindungan dari rudal dan pesawat musuh. Usia pakai Nimitz diperkirakan akan mencapai 50 tahun. Sementara mengantisipasi pensiunnya kapal-kapal Kelas Nimitz (Nimitz yang pertama diluncurkan pada tahun 1972), Angkatan Laut Amerika Serikat juga sudah memulai pembangunan Kelas USS Gerald R. Ford, kapal induk yang lebih besar dari Nimitz dengan perkiraan harga per unitnya USD 9-12 miliar (Rp 107 triliun - Rp 143 triliun).
2. Kelas Admiral Kuznetsov (Rusia) - 305 meter
Tidak seperti kapal induk lainnya, kapal induk Rusia era Uni Soviet ini dilengkapi dengan persenjataan berat dan ofensif, antara lain rudal kelas berat jarak jauh anti kapal, puluhan (atau mungkin ratusan) rudal permukaan ke udara dan berbagai bentuk senjata anti kapal selam, selain dari pesawat yang mampu dibawanya. Sesuai dengan persenjataan dan kemampuannya, Kelas Admiral Kuznetsov dianggap sebagai kapal induk jelajah kelas berat sejati.
Admiral Kuznetsov adalah satu-satunya kapal induk dari kelas ini yang yang dimiliki Rusia, satu kapal lainnya telah menjadi miliki China (lihat No.3). Kapal induk ini mulai ditugaskan bersama Angkatan Laut Rusia pada tahun 1990, juga menjadi satu-satunya kapal induk sejati yang dimiliki Rusia. Dalam hal kemampuan mengangkut pesawat, Admiral Kuznetsov mampu mengangkut lebih dari 30 pesawat sayap tetap dan selusin helikopter.
3. Kelas Admiral Kuznetsov - modifikasi (China) - 304,5 meter
Liaoning adalah kapal induk pertama yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China. Kapal induk ini awalnya bernama Riga semasa era Uni Soviet, kemudian pada tahun 1990 berganti nama menjadi Varyag. Kapal induk ini belum pernah dioperasikan oleh Uni Soviet karena konstruksinya belum rampung ketika Uni Soviet runtuh. Karena pembangunannya di lakukan di Ukraina, otomatis kapal induk ini menjadi milik Ukraina setelah runtuhnya Uni Soviet. Namun semua peralatannya sudah dilucuti (kosong).
Pada tahun 1998, China kemudian membeli kapal induk 'kosong' ini dari Ukraina seharga USD 25 juta (Rp 298,2 miliar). Pada tahun 2012, kapal induk ini sudah dioperasikan China dengan nama Liaoning. Liaoning sudah dilengkapi China dengan sistem pertahanan anti rudal, pesawat terbang dan kapal selam, serta mampu mengoperasikan 30 pesawat sayap tetap. Sebagai kapal induk pertama China, Liaoning lebih ditujukan untuk misi pelatihan pilot di kapal induk. Sebelum akhirnya China membangun kapal-kapal induknya sendiri.
4. Kelas Kiev - modifikasi (India) - 283,5 meter
INS Vikramaditya adalah satu dari dari dua kapal induk milik Angkatan Laut India. Kapal dari Kelas Kiev yang awalnya bernama Baku ini mulai dioperasikan oleh Angkatan Laut Uni Soviet pada tahun 1987. Pada tahun 1996, di saat ekonomi Rusia carut marut, Rusia tidak lagi banyak menggulirkan dana untuk mendukung pengoperasian senjata-senjata militernya, bahkan sebagian besar banyak yang dijual.
Pada tahu 2004, Baku dibeli oleh India seharga USD 2,35 miliar (Rp 28 triliun). Sebagai bagian dari kontrak pembelian, Rusia setuju untuk mengupgrade kapal sesuai keinginan India dan melengkapinya pesawat buatan Rusia. Upgrade ini termasuk penempatan senjata berat dan menambah ski-jump pada ujung dek penerbangan untuk mengubahnya fungsinya awalnya yang sebagai carrier-cruiser menjadi kapal induk sepenuhnya. Pada tahun 2013, INS Vikramaditya mulai dioperasikan Angkatan Laut dengan kemampuan mengoperasikan 36 pesawat.
5. Kelas Clemenceau - modifikasi (Brazil) - 265 meter
Pada rentang tahun 1961-2000, Angkatan Laut Prancis mengoperasikan dua kapal induk Kelas Clemenceau. Ketika pada saatnya Prancis ingin mengupgrade kapal kedua, satu kapal akhirnya dibatalkan sementara yang satu lagi (Foch) dijual kepada Angkatan Laut Brasil pada tahun 2000 seharga USD 12 juta (Rp 143,1 miliar). Oleh Angkatan Laut Brasil, Foch kemudian diberi nama baru yaitu São Paulo.
Sejak dibeli dari Prancis, São Paulo telah banyak mengalami upgrade, termasuk pada dek penerbangan, mesin, sensor dan persenjataan defensif. Tidak susah bagi Brasil untuk mencari kontraktornya, sebagian besar perangkat-perangkat upgrade telah disediakan oleh perusahaan pertahanan Prancis. Belum lama Angkatan Laut Brasil mengoperasikan kapal induk ini, pada tahun 2005 dan 2012 terjadi kebakaran pada kapal, membunuh dan melukai sejumlah awak. Saat ini, kapal yang mampu membawa 39 pesawat (A-4 Skyhawk) ini memiliki kemampuan ofensif.
6. Kelas Charles de Gaulle (Prancis) - 261,5 meter
Menjadi satu-satunya kapal di kelasnya, kapal induk Charles de Gaulle adalah kapal permukaan pertama Prancis yang bertenaga nuklir dan juga sebagai satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir yang saat ini dioperasikan diluar Angkatan Laut Amerika Serikat. Setelah pembangunannya sempat tertunda akibat krisis ekonomi, kapal induk ini akhirnya rampung dan ditugaskan pada tahun 2001. Harganya sekitar USD 4 miliar (Rp 47,7 triliun). Selain dilengkapi senjata dan rudal ringan untuk pertahanan, kapal induk Prancis ini mampu mengoperasikan 40 pesawat dan berlayar selama lebih dari 20 tahun tanpa perlu mengisi bahan bakar.
Charles de Gaulle termasuk kapal yang cukup sering bermasalah, mulai dari baling-baling yang patah, konstruksi yang buruk, radioaktif tinggi dari reaktor nuklir dan dek penerbangan yang terlalu pendek untuk dioperasikan pesawat jenis tertentu. Meski demikian, kapal induk ini telah ambil bagian dalam operasi Prancis di berbagai belahan dunia, termasuk perang dengan Taliban di Afghanistan.
7. Kelas America (AS) - 257 meter
Kelas America adalah jenis kapal serbu amfibi yang dibangun oleh Amerika Serikat. USS America, adalah kapal yang pertama dan terbaru dari kelas ini, lebih besar dan lebih canggih dari Kelas Wasp dengan taksiran harga per unit sekitar USD 3,4 miliar (Rp 40,5 triliun), jauh lebih mahal dari kapal serbu amfibi AS sebelumnya.
Dibanding Kelas Wasp, Kelas America mampu mengoperasikan pesawat yang lebih besar, seperti jet tempur F-35 Lightning II dan pesawat transportasi MV-22 Osprey. Kemampuan ini membuatnya tidak berbeda dengan kapal induk kecil. Dalam hal kekuatan, tergantung dari misi yang dijalankan, kapal ini mampu membawa berbagai macam helikopter transportasi, serbu dan serang. Mampu mengangkut hampir 1.700 marinir, juga mampu mengangkut tank, artileri dan kendaraan lainnya.
8. Kelas Wasp (AS) - 253,2 meter
Selama Perang dunia II, Angkatan Laut dan Korps Marinir AS banyak mendapatkan pelajaran tentang pentingnya kapal khusus untuk mendaratkan pasukan di wilayah musuh. Kemudian AS menginvestasikan uangnya dalam jumlah besar untuk membangun kapal perang yang mampu mendaratkan dan mendukung pasukan di daerah musuh.
Antara tahun 1989 sampai 2009, delapan kapal Kelas Wasp mulai dioperasikan AS dengan harga masing-masing sekitar USD 750 juta (Rp 8,9 triliun). Wasp mampu mengangkut 1.900 marinir, juga mampu mengangkut puluhan pesawat serang, helikopter, tank dan kendaraan lapis baja lainnya. Selain dioperasikan di Timur Tengah dan Asia lainnya, Kelas Wasp juga digunakan AS dalam misi kemanusiaan dan bantuan bencana.
9. Kelas Kirov (Rusia) - 252 meter
kapal jelajah tempur (battleship) bertenaga nuklir Rusia dari Kelas Kirov sarat dengan berbagai jenis senjata. Dibangun dan dioperasikan antara akhir 1970-1990-an, hanya empat kapal dari kelas ini yang dibangun. Harga perkiraan saat ini untuk kapal Kelas Kirov adalah sekitar USD 2 miliar (Rp 23,9 triliun). Saat ini hanya satu Kelas Kirov yang beroperasi, tiga saudaranya yang lain sedang dan akan menjalani proses upgrade untuk nantinya kembali beroperasi.
Dalam hal persenjataan, Kirov terbilang sebagai kapal perang yang sangat menakutkan. Membawa rudal permukaan ke udara untuk menembak jatuh rudal dan pesawat musuh, rudal permukaan ke permukaan jarak jauh anti kapal permukaan, serat beberapa macam senjata anti kapal selam. Di awal kehadirannya, ukuran dan persenjataan kapal ini mengejutkan Amerika Serikat. Tidak salah jika setelah Kirov mulai dioperasikan oleh Uni Soviet, Amerika Serikat kemudian kembali 'menghidupkan' kembali dan mengupgrade empat kapal battleship Kelas Iowa era Perang Dunia II untuk mengimbanginya.
10. Kelas Izumo (Jepang) - 248 meter
Baru satu kapal Kelas Izumo yang dibangun untuk Angkatan Laut Pasukan Bela Diri Jepang, sedangkan satu kapal lainnya masih direncanakan. Izumo adalah kapal induk helikopter yang tujuan utamanya adalah untuk memburu dan menghancurkan kapal selam musuh. Izumo mampu mengangkut hingga 14 helikopter, 970 personel atau beberapa lusin kendaraan.
Dengan harga per unitnya sekitar USD 1,2 miliar (Rp 14,3 triliun), Izumo merupakan kapal perang terbesar dan tercanggih dibangun oleh Jepang sejak Perang Dunia II. Selain helikopter pemburu kapal selam (helikopter ASW), Izumo kurang dilengkapi dengan persenjataan ofensif, hanya beberapa senjata jarak dekat dan rudal permukaan ke udara untuk tujuan pertahanan dari serangan udara. Pemerintah China menilai bahwa dengan sedikit modifikasi, Izumo juga dapat mengoperasikan jet tempur, seperti jet siluman F-35.
Setelah Baca Jangan Lupa sob Kalo Berkenan Bagi
MAAF KALO THREAD ANE BERANTAKAN. MASIH NUBI sob
Komeng Kaskuser
Original Posted By crusiodhik ►nih sob contoh nimiz class: USS abraham lincon,waktu kejadian tsunami aceh dateng ke indonesia untuk misi kemanusiaan
blueprint
pejwan
Original Source