d4rk_wizard:
MANCHESTER, KOMPAS.com - Permainan gemilang yang ditunjukkan striker Wayne Rooney musim ini ternyata belum memuaskan Pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson. Menurut Ferguson, Rooney belum selevel dengan mantan pemain MU seperti Ole Gunnar Solskjaer, Andy Cole, dan Ruud Van Nistelrooy.
Ferguson mengakui, Rooney sebetulnya punya kemampuan lebih yang membuat pelatih tersebut terpesona. Rooney merupakan pemain modern yang tahan banting, tidak seperti pemain-pemain lain segenerasinya.
"Dia tidak termasuk tipe pemain modern yang mudah patah (seperti) kita lihat sekarang yang dijaga oleh agen mereka, ibu dan bapaknya, psikiater, dan orang-orang makmur. Rooney pendobrak masa lalu. Sikapnya adalah, 'Beri aku bola, aku akan bilang seberapa bagusnya aku.'," kata Ferguson kepada The Observer.
"Temperamennya meningkat. Dia tidak sering berbuat hal-hal memalukan. Dia fantastis, dia akan memberimu segalanya. Dia berikan sampai titik akhir. Itulah tipenya," tambahnya.
Meski demikian, ada beberapa hal yang belum bisa dicapai oleh striker 24 tahun itu. Menurut Ferguson, Rooney belum sehebat Solskjaer dan Van Nistelrooy. Ferguson juga menyarankan agar Rooney memanfaatkan energinya dengan cara tepat, menunjukkan naluri mencetak gol di sarang lawan.
"Harapan saya soal peningkatannya adalah naluri membunuhnya di kotak penalti. Dia telah melakukan hal hebat tahun ini, tapi dia masih belum mencapai level Solskjaer dan Andy Cole dan Van Nistelrooy. Jika dia mencapai level itu, dia akan menjadi pemain terbaik dunia," katanya.
"Semua striker hebat, Denis Law, John Charles, punya keberanian untuk berada di sana (kotak penalti), menggempur, membombardir, mencetak gol, berada di posisi tepat, waktu yang tepat. Masih ada banyak hal di sana, banyak yang dikembangkan, dan saya tahu dia bisa melakukannya," kata Ferguson.
Pelatih asal Skotlandia itu merasa ada yang hilang dari anak asuhnya tersebut, terutama jika dibandingkan dengan Rooney waktu muda. "Ketika Rooney pertama kali datang kepada kami, dia terbaik yang pernah saya lihat dalam hal melewati seorang defender dan berhadapan dengannya," ungkap sang gaffer.
"Ada masa di mana dia berhenti melakukannya. Maka dari itu, kami bicara kepadanya, menempatkannya dalam sepasang sesi usai latihan, dan berkata: kembalilah melewati defender. Itu seolah dia berjalan lewat pintu lain," pungkasnya.
Source : kompas