DANNY:
Pembubaran demonstran anti-pemerintah di ibukota Thailand, Bangkok, Sabtu (10/4/2010), menewaskan sekitar 15 orang dan melukai lebih dari 650 orang. Aksi tersebut sekaligus menandai belum adanya tanda meredanya ketegangan dalam sebulan terakhir akibat tuntutan demonstran untuk menggelar pemilihan umum baru.
Ini tercatat merupakan aksi kekerasan terburuk di Bangkok sejak lebih dari puluhan orang tewas dalam sebuah unjuk rasa antimiliter pada 1992. Beberapa selongsong peluru, batu dan tumpahan darah tampak berceceran di jalan yang menjadi lokasi bentrokan antara tentara dan demonstran selama beberapa jam.
Pasukan Angkatan Darat Thailand kemudian menarik mundur personelnya dan meminta demonstran melakukan hal yang sama sehingga terbentuk aksi damai secara tidak resmi. Empat tentara dan 11 warga sipil, termasuk seorang juru kamera Jepang tewas. Bentrokan brutal ini meletus setelah pasukan keamanan mencoba membubarkan demonstran yang melancarkan aksinya selama sebulan terakhir untuk menuntut Perdana Menteri Abhisit Vejjajva membubarkan parlemen serta menyerukan dilangsungkannya pemilihan umum baru.
Unjuk rasa kemarin merupakan bagian dari bentrokan lama dari pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang sebagian besar berasal dari kaum miskin serta pendukung pemerintahan berkuasa yang dituduh memprakarsai kudeta militer pada 2006 untuk mencopot Shinawatra dari posisinya karena dugaan keterlibatannya dalam praktik korupsi. Aksi kekerasan dan kegagalan dicapainya kesepakatan dengan demonstran akhir pekan ini membuka kemungkinan tentang semakin alotnya dicapai penyelesaian ketegangan politik di Thailand.
sumber
terus perjuangkan apapun yg terbaik untuk bangasamu