anak_mami:
Warga Saumlaki, ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) maupun di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), membunyikan kentongan dan tiang listrik sebagai tanda untuk menyelamatkan diri saat gempa tektonik berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah itu, Sabtu (24/10) malam.
"Saat gempa mulai terjadi, warga secara spontan berhamburan keluar rumah dan membunyikan kentongan serta memukul tiang listrik sebagai tanda bahaya, agar warga menyelamatkan diri ke ke tempat aman," kata Mouthy Siswabessy, Warga Kota Saumlaki, MTB, Minggu (25/10) dinihari.
Gempa berkekuatan besar dan berpotensi menimbulkan tsunami itu, terjadi sekitar pukul 23.40 WIT pada lokasi 6,23 Lintang Selatan dan 130,60 Bujur Timur, pada kedalaman 165 kilometer di bawah permukaan laut.
Letak gempa pada 209 kilometer arah barat laut Kota Saumlaki, dan dirasakan hingga ke Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Tual dan Maluku Tenggara serta Kota Ambon.
Siwabessy mengatakan, saat gempa dengan guncangan yang terasa sekitar tiga menit itu, anak-anak dan orang tua tampak panik. Mereka berlarian ke arah dataran tinggi untuk menyelamatkan diri karena takut akan terjadi tsunami.
"Sedangkan laki-laki kebayakan menuju arah pantai untuk melihat tanda-tanda adanya tsunami seperti air laut surut secara tiba-tiba, tetapi tanda-tanda itu tidak terlihat sama sekali," ujarnya.
Dia mengakui, sejauh ini belum ada laporan kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat gempa yang mengguncang Kota Saumlaki itu.
"Goncangannya terasa sangat kuat hingga antena parabola maupun tiang listrik juga ikut bergoyang dengan keras. tetapi sejauh ini belum ada laporan warga meninggal maupun bangunan yang rusak karena bencana alam ini," ujarnya.
Dia mengaku, warga sempat berada di jalan dan tempat-tempat yang dianggap aman serta tidak berani kembali ke rumahnya selama 30 menit setelah terjadi gempa. Mereka khawatir akan terjadi hal-hal tidak diinginkan dan dapat menimbulkan korban jiwa.
"Saat ini kebanyakan warga telah kembali ke rumah dan hanya duduk saja di rumah dan halaman masing-masing karena warga khawatir setelah tidur gempa akan terjadi kembali," ujarnya.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Maluku, Irwan Slamet, saat dikonfirmasi membenarkan gempa tersebut terasa hingga ke Kota Dobo sebesar 5 Modified Mercalli Intensity (MMI), Tual dan Maluku Tenggara tiga MMI serta Kota Ambon dua MMI.
Dia juga mengaku belum menerima laporan adanya korban jiwa dan kerusakan bangunan di sejumlah wilayah di Maluku akibat gempa tersebut.
KOMPAS.com -