saint_pegasus:
Menu Spesial Afsel: Steak 1 Kg Anda sering protes tak puas saat makan steak karena potongan daging yang terlalu kecil? Kalau berkesempatan mengunjungi Afrika Selatan, cobalah menu spesial di sini: steak 1 kg.
Meski nasi juga dikenal di Afrika Selatan, namun itu bukan merupakan makanan utama di negara yang pernah terbelenggu apartheid ini. Penganan sehari-hari warga di sini adalah daging, dengan beragam cara olahan.
Dari beragam jenis daging olahan tersebut, satu yang paling umum ditemui di banyak rumah makan di Afrika Selatan ini adalah steak. Seperti di Indonesia, Anda bisa memesannya dengan menggunakan salad atau kentang goreng.
Untuk menambah cita rasa, disediakan juga beberapa pilihan saus yang bisa dipilih oleh pelanggan sesuai selera. Mulai dari saus jamur, saus merica hingga saus cabai.
Saat mengunjungi sebuah rumah makan di wilayah Magaliesburg di Propinsi North West, sekitar 300 km dari Pretoria, saya menemukan menu yang spesial. Sebuah kedai di area wisata tersebut ada yang menawarkan steak t-bone 1 kg.
T-bone merupakan salah satu bentuk olahan dari steak yang ada di Afrika Selatan. Pada dasarnya menu ini sama seperti steak biasa dan diolah dengan cara yang umum. Disebut t-bone karena jika bagian dagingnya habis dimakan maka tulangnya akan berbetuk huruf 'T'.
Harga yang terpampang untuk t-bone spesial tersebut adalah 99 rand, ini tergolong murah di Afrika Selatan. Penasaran sekaligus tertantang, saya dan beberapa teman memutuskan memasuki kedai tersebut.
Saat menu yang dipesan datang, saya benar-benar dibuat terkejut. T-bone tersebut memang luar biasa besar dan tebal, nyaris memenuhi piring steak yang tersaji di depan kami.
Bisa ditebak, kami yang masing-masing memesan satu porsi tak bisa menghabiskannya saat itu juga. Jadi pilihan terbaik adalah membungkusnya untuk dibawa pulang.
Satu porsi steak di Afrika Selatan umumnya memberi pelanggan daging sapi seberat 500 gram. Penduduk Afsel yang hampir tiap hari menyantap penganan seperti ini bisa menghabiskannya dalam sekali makan. Namun mereka kerap menyelingi menyantap steak tersebut dengan meminum cola atau bir, atau menghisap rokok.
"Kalau di Jakarta, daging seperti ini bisa buat makan satu keluarga seharian," celetuk Djaka Widyatmadja, teman saya dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di� Afrika Selatan yang berbaik hati mentraktir kami hari itu.
saint_pegasus:
Quote from: Ryan_saint on June 21, 2010, 11:33:58 AM Steak disini cuma beberapa ons, mahal pula
:
jadi kepingin cobain steak disana, sayang gak ikut nonton Piala dunia
nanti sob,,, klo piala dunia di Indonesia kita buat tempe-tahu 1kg,,,, ane bela2in dagang ddpan GBK