must_know:
Gogor Srihanung:
Mengatur negara dengan Pancasila yang melindungi segenap bangsa dengan tidak melihat Sukunya,Agamanya, Rasnya,atau golongan2 tertentu, ternyata paling baik dan benar dibandingkan dengan negara2 yang menggunakan SARA untuk mengatur negaranya.
Prihatin Prihatini:
Sangat2 moestahil klo Yohanies tidak mengulangi kesuksesan nya yaitu:
Politik Indentitas dipilkada krmn. Belum begitu intense kenaikannya krna ,
pentolan2nya , bru saja bebas. Namun startegi lain sudah dipersiapkan,
dlam menjual ayat & mayat.
Jgn2 dipilpres nanti strateginya Ayat & ROH nya ikut diancam.
Njoto:
Anues jualan ayat & mayat
Ahy jualan rakyat
?
??:
Gp jualan jokowi ..
??
Prihatin Prihatini:
Sama bonus pencitraan jg tentunya.
si memble:
Mak jleb!
?
Pribadi simpel:
Komen gw: jangan kuatir. Yang bukan kadruns gak bakalan ketipu pesona palsu si wan abud
Jay:
Tidak ada yg di jual buswedan selain ayat dan mayat....ingat itu!
Aan Widjaya:
Tetap dilakukan oleh tim anies dlm masa kampanye, sama persis taktiknya waktu pilkada dki kemaren, gelontorkan dana yg besar buat pergerakan tim tsb (waktu pilkada kemaren, ahok tdk gelontorkan dana yg besar, semua diserahkan pd partai pendukungnya dan relawan untuk bergerak secara massive mengcounter serangan rasis mereka). Setelah menang dalam plkada dki, Tutup mulut tim dengan menggelontorkan dana Bansos yang besar bagi mereka kaum radikal yg merupakan bagian tim itu untuk tdk mengganggu pemda dki selama memimpin dki, Sebagian diberi Jabatan dalam tgupp, komisaris dll.
jane ora dong:
Itu menunjukkan satu bukti bahwa politik itu tujuannya adalah kekuasaan, bisa dgn identitas SARA tapi ada juga dgn berlindung PANCASILA contohnya ORDE BARU.
NKRI harga mati itu juga menjadi hanya sebuah slogan saja, kalau tindakan intoleran dan persekusi dgn alasan SARA masih terus menggulir tanpa ada tindakan pencegahan yg nyata, padahal semua gerakan itu pasti sudah tercium oleh yg membidangi, krn disana punya perangkat luas, tidak ada istilah kecolongan, katanya jarum jatuh saja pasti terdengar dan diketahui.
Kita benar2 harus berhikmat untuk pilpres 2024, karena hitam dan putih sangat sukar dibedakan, persamaan keduanya adalah sama2 dinamakan warna.
jane ora dong:
Kita coba dengan cara sudut pandang netral.
Secara sejarah betul anis waktu pilkada dki menggunakan kelompok2 garis keras dan menggunakan politik identitas, itu adalah sebuah realitas.
Tapi setelah anis memegang kekuasaan apakah tindakan intoleran itu terjadi secara massive.
Mungkin ini bisa menjadi pertimbangan dari sisi positifnya.
Sebaliknya dari sisi yg lebih besar kita bicara anti intoleran dan bicara persatuan dalam menjaga keutuhan NKRI.
Aksi intoleran yg terjadi terus menerus, persekusi dan pelarangan ibadah, pelarangan pendirian rumah ibadah semakin hari semakin tidak terkendali, ini pasti gerakan terstruktur dan terencana.
Tindakan represif terhadap perbedaan yg sangat kelihatan sekali, mau berapa lagi yg menjadi target untuk direpresi dan perbandingan yg tidak seimbang hanya karena pertimbangan mayor dan minor.
Dalam hal skala tentu ini bukan dki dan bukan kapasitas penguasaan anis.
Ini bisa kita gunakan sebagai bahan renungan dalam memohon hikmat, terkadang kita ini lebih dikuasai perasaan dari pada kenyataan.
Tapi secara kenyataan bahwa negri sedang menghadapi ancaman perpecahan sudah nampak sekali.
Jalan minimal yg bisa dilakukan adalah jangan sampai anis maju capres, baik menang atau kalah sama saja bahaya yg bisa terjadi.
Apa perbedaan istilah khilafah dan khalifah ?
Ingin tahu supaya bisa menjadi bahan perenungan kami.
Pribadi simpel:
Lu bener bhw setelah abud jadi gub, tindak intoleransi di dki sangat minimal. Tapi inget, itu BUKAN KARENA JASA ABUD TAPI MEMANG KARAKTERISTIK (WARGA) DKI (SEDIKIT) BEDA DGN DAERAH LAIN.
Gak ada jaminan bhw kalau abud jadi gub di tempat lain maka tindak intoleransi di sono bisa ditekan abis.
Yang jadi concern semua warga negara yg berkehendak baik adalah catatan pemerintahan abud yang sarat dgn SALAH URUS, INEFISIENSI, INEFEKTIVITAS, MALAH JELAS2 ADA KOLUSI, LEBIH BAYAR, NEPOTISME, serta PEMBIARAN MASALAH sehingga masalah nya meruyak jadi besar (dan lebih mahal biaya pemulihannya.
Belum lagi orang itu sering sengaja melakukan subordinasi terhadap pemerintah pusat. Seharusnya itu sudah cukup jadi alasan untuk diproses hukum karena nabrak tata tertib pemerintahan hukum administrasi negara.
jane ora dong:
Sebenarnya saya nggak mau balas komentarmu.
Anggap saja ini bukan balasan.
Pribadi simpel:
Gak usah dibales krn esensinya gw sejalan dgn elu kecuali pada kalimat ke-3 & 4 alinea 1. Gak pas kalo kasih kredit + cum laude buat abud untuk hal tsb.
Padu Delima:
Ayat ayat suci dijualnya, hasilnya cuan untuk modal calon presiden, benar benar kagak ada akhlak.
Black Or White:
RI 1 pasti Imam Jumbo Bibib Jijik. Karena bisa menggerakkan Kadrun utk berdemo teriak takbir di jalanan. Yg lain minggir. Tanyakan saja sama kadrunista Lone Wolf yg suka jilatin pantat Anus Bau Edan Yaman.
Pribadi simpel:
Lu gak kreatif. Bosen.
Kalo gak mampu nulis mending elu gak usah komen.
*------------
NOTE:Demikian Kumpulan nyinyiran netizen terkait artikel
Ade Armando Yakin Kubu Anies Akan Berpolitik Identitas Lagi, Tapi Bisa Beda Juga Lho! Seword Indonesia Maju yang dituangkan dalam bentuk Komentar. Semua komentar diatas bukanlah rekayasa dan memang benar apa adanya hasil cuitan keluh kesah yang kita kutip dari sumber resminya. Kami tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut! Hanya sekedar memberi informasi yang sedang viral diperbincangkan! jika ingin membaca dan ingin mengetahui sumber resmi berita aslinya, silakan langsung ke sumber resminya. Terimakasih.
Code: (Sumber Resmi)
https://seword.com/politik/ade-armando-yakin-kubu-anies-akan-berpolitik-KnhDwC9Gao