must_know:
Greg:
Pelarangan pembangunan dan pemanfaatan rumah ibadah sebenarnya sah-sah saja jika keberadaan rumah ibadah tersebut mengganggu ketertiban umum, misalnya: (a) mengganggu lalu lintas karena kendaraan parkir memakan jalan, (b) polusi suara, karena kotbah, nyanyian atau ritual lain yang diamplifikasi ke luar ruangan, (c) fasad rumah ibadah jelek dan gak nyambung dengan sekitarnya, dll.
Lha, kalau peribadatan atau rumah ibadah dilarang karena ada umat beragama lain gak suka, kebangetan lah. Kalau saja di negeri ini tidak ada Sila 1 yang diinterpretasikan sebagai wajib beragama, mungkin banyak orang sudah berhenti mengaku beragama karena menilai ketakutan terhadap penganut agama lain dan rumah ibadah agama lain sebagai ketakutan "tuhan agama X" terhadap "tuhan agama Y". Tuhan yang penakut, apa layak disembah?
zulu_alpha:
Kalau polisi suara sih sekarang sudah menjadi-jadi, bukan hanya panggilan untuk sholat dan acara keagamaan, sekarang bahkan pelajaran mengaji dan arisanpun (jika dilakukan di mushola) tetap menggunakan toa yg volumenya cukup memekakkan.
Jagardo Situmorang:
Ini ibarat pertarungan "good cop" v "bad cop',,gk ada yg prlu dibela krn kedua2nya brsumber dr ajaran yg sama yg membedakan hny peran domestiknya aja,,yg satu sbg 'barking dog' ajaran damai yg satu sbg 'makelar' ajaran damai biar kliatan membela umat agama lain pdhl praktek dilapangan dlm bbrp hal 2 unsur ini sependapat,,,
Ari Truth:
sangat disayangkan orang2 seperti anwar dan yang sejenisnya tidak didisiplinkan dan dibina dengan tegas oleh pemerintah
bila tidak bisa dibina, maka harus "dibinasakan"
karena ideologi dan pemahamannya selama ini dalam memandang keberagaman itu sungguh menyakiti akal sehat dan kemanusiaan
jadi jangan menyalahkan kaum lain yang waras bila menganggap MUI adalah sarang oknum2 kadrun dan radikal intoleran
Hades:
Mrk mrk lupa, bahwa Tuhan yang Maha Esa, melihat mengetahui dan mendengar sekecil apapun itu. Kelak akan di pertanggung jawabkan di akhirat nanti. Skrg bisa pongah, tp nanti, menyesal pun sdh terlambat..
zulu_alpha:
Yang bikin sedih itu tak ada tindakan lanjutannya. Ditolak MUI, lantas?
DepAg yang notabene mewakili pemerintah kok seperti bisa disetir/takut sama Ormas (MUI)!!
Dargombes Kayaraya:
Pussiing boooss .....Semenjak dana serfitikasi diambil negara......kapal oleng kapten, rumah tanga berbasis poligami jadi sulit terwujud, apa nggak pusing ane........booss
Pribadi simpel:
Kurang tepat.
Pemerintah gak cabut wewenang MUI untuk kasih sertifikat halal tapi bikin lembaga baru di bawah departemen agama dgn kewenangan yang sama. Rakyat punya pilihan. Gak ada lagi monopoli oleh MUI.
zulu_alpha:
Kalau tidak dimatikan salah satu (pemberi ijin/sertifikasi Halal), maka bisa menimbulkan dualitas standar hukum/acuan tuh. Dan jika sertifikasi Halal MUI yg sudah lebih dulu dan lebih populer di masyarakat, bukannya nanti malah jadi "ladang pemerasan"?
(harus sertifikasi dua kali).
Kampret212:
harusnya mui ini diberangus aja. yang biasa memprovokasi ya mereka juga. eh, lupa ada pak wapres boneka yang juga orang mui...
Roy Wijaya:
namanya juga MUI, majelis ular indonesia...isinya kaum hipokrit dan radikal. tapi memang ajaran mayo ini kan cuman bisa disebarkan lewat kebohongan, kemunafikan, dan kekerasan. jadi saya rasa MUI sudah sejalan dengan aqidah dan ajaran pokok.
Dokter Wahyu:
harusnya ada sertifikasi penceramah seperti di beberapa negara lain, semoga dengan ini tidak adalagi yang sengaja mengadu domba umat beragama
*------------
NOTE:Demikian Kumpulan nyinyiran netizen terkait artikel
Lagi Lagi MUI Penghalang Toleransi? Seword Indonesia Maju yang dituangkan dalam bentuk Komentar. Semua komentar diatas bukanlah rekayasa dan memang benar apa adanya hasil cuitan keluh kesah yang kita kutip dari sumber resminya. Kami tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut! Hanya sekedar memberi informasi yang sedang viral diperbincangkan! jika ingin membaca dan ingin mengetahui sumber resmi berita aslinya, silakan langsung ke sumber resminya. Terimakasih.
Code: (Sumber Resmi)
https://seword.com/umum/lagi-lagi-mui-penghalang-toleransi-waEEKrdHrC