must_know:
Wue Diyan Abbas:
Jangan sama dengan mereka yang menyalah nyalahkan pihak lain.. salahkan diri sendiri dulu, mengapa kiprah tak elok kaum pendatang tertentu dibiarkan berpuluh tahun merajalela..
sampai akhirnya semesta yang bertindak.. dengan cara membiarkan habib cabul melakukan
offside yang amat kasat mata.. satu peristiwa memang belum cukup membuat mereka sadar dan tahu diri..
keluar satu lagi lebih kasar kurang akhlak narasinya menjijikkan.. imigran satu ini lebih tepat disebut ODGJ!
Semoga dengan atmosfir mulai
terbitnya kesadaran kaum pemukim lebih awal konon berasal dari utara jazirah asia tenggara (bukan pribumi perdana juga).. dapat mengingatkan secara tegas dan lugas kepada para pendatang belakangan dari manapun termasuk yang mengaku ngaku habib, kedepan kalian
harus bisa lebih menjaga diri! .. sadar diri disini kamu siapa ?!
??
Asria Sarabity:
Keren TULISANNYA
Dargombes Kayaraya:
tempatkan akal sehat dan cara berpikir waras di tempatnya. Walaupun harus di atas..............
Dokter Wahyu:
"Hey anjing, hey babi kenapa kau tipu-tipu kau punya rakyat. Hey anjing hey babi kenapa kau jual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah," teriaknya.
sebenarnya yang jual ayat - ayat Allah dia sendiri, karena agama Islam dan ajaran Nabi Muhammad adalah RAHMATAN LIL ALAMIN yang jauh dari melukai dan menyakit orang sekitarnya baik dari ucapan atau perbuatannya
Roy Wijaya:
dari tafsir klasik, "rahmatan lil alamin" hanya berlaku untuk sesama muslim...
slogan itu hanya dibatasi terhadap kaum muslim...bukan ke orang non muslim (kafir)..
Mr DJ:
Memang orang orang islam nusantara (NU dan Muhammadiah) pengecut kok. Beraninya persekusi kaum minoritas non islam yang memang ajarannya cinta damai karena tahu bahwa non muslim tidak akan melawan. Coba kalau ketemu islam garis keras walaupun mereka juga minoritas, islam nusantara apa berani persekusi? Tidak akan, tidak punya nyali, bahkan membantahpun tidak berani.
Roy Wijaya:
saya pernah ke kota Gresik, kota yang paling banyak walisongo-nya. Ada kuburan sunan gresik dan sunan giri di daerah Gresik. Sunan Gresik itu bernama maulana malik ibrahim yang ternyata setelah saya baca-baca bukanlah orang dari jawa melainkan dari samarkand (iran). Di luar fakta itu, sunan gresik ternyata punya 3 istri alias penggemar poligami.
penulis sebelum menulis propaganda dan provokasi, sebaiknya mengecek dulu fakta sejarah. Tidak ada studi atau literatur yang membuktikan dengan valid kalau wilayah nusantara ini punya suku pribumi kecuali daerah papua. Daerah-daerah lain merupakan hasil pencampuran berbagai macam pendatang. Tapi saya paham sih, ideologi yang dianut penulis memang mengajarkan kebencian terhadap hal-hal yang berbeda, memang benar kata Fahri Hamzah, orang islam paling sulit diajak bernegara, tapi paling mudah diajak memberontak.
Greg:
Masa sih orang Batak di wilayah Danau Toba tak boleh meng-klaim diri sebagai pribumi Tano Batak? Keyakinan mereka - meskipun cuma legenda yang bahkan tidak lagi dipercayai oleh mereka yang telah menganut agama asing - bahwa leluhur mereka (manusia pertama versi Batak?) berasal dari Pusuk Buhit dekat Samosir sana dan ada yang sama diteruskan dari generasi ke generasi di wilayah tersebut membuat orang-orang Batak haq ul yaqin mereka ada pribumi wilayah sekitar danau Toba.
Kita tak perlu alergi dengan istilah "pribumi", selama kata itu dipakai pada tempatnya. Suku bangsa Indonesia yang SUDAH melepaskan memori tentang asal muasalnya, entah itu disebut dari Hindia Belakang atau negeri lain, dan hanya tahu bahwa tanah leluhurnya ada di Indonesia adalah pribumi.
Entah mengapa, ada saja orang yang ingin mem"pribumi"kan etnis yang BELUM melekat sejarahnya dengan tanah Indonesia. Beberapa waktu lalu, seorang teman bercerita tentang sahabatnya yang WNI sejak lahir, dan ketika sudah pensiun dan tua, memilih kembali ke "kampung halaman"nya, sebuah negeri yang jauh dari Indonesia. Mereka yang masih punya "kampung halaman" sebagai komunitas etnis di luar Indonesia, bukan pribumi negeri ini.
Suku-suku bangsa yang secara kolektif secara batin sudah melekat dengan tanah air Indonesia adalah pribumi negeri ini. Suku-suku bangsa yang masih bisa mengidentifikasi diri dengan suku bangsa lain di luar Indonesia, bukanlah pribumi negeri ini.
Pengkategorian pribumi dan bukan pribumi secara sosial seharusnya tak perlu ditakutkan, asal saja konstitusi memberikan hak sama bagi pribumi dan non-pribumi yang sama-sama warga negara Indonesia. Menganggap bahwa semua suku bangsa yang saat ini ada di Indonesia sama level "kepribumian"nya terkesan tidak menghargai keragaman secara positif.
Roy Wijaya:
sulit mengatakan etnis batak adalah pribumi di Indonesia ini, oom. Ada satu kesamaan budaya dan tradisi antara etnis batak dengan etnis toraja. Kedua suku ini berbeda tempat ribuan kilometer tapi mereka punya budaya yang sangat mirip. Saya pernah bertanya ke orang toraja dan orang batak. Tidak ada satupun dari mereka yang bisa menjelaskan. Dari sini saja secara logika sudah bisa ditarik kesimpulan kalau mereka dahulu berasal dari nenek moyang yang sama dan bukan dari Indonesia.
Greg:
Suku-suku bangsa yang menyebut diri sebagai "pribumi Indonesia" tak lagi punya ikatan dengan suku bangsa lain di luar Indonesia. Bagi mereka, asal-muasal yang memiliki makna adalah suatu wilayah tertentu di Indonesia, terlepas sejarah bisa mengaitkan bahwa mereka berasal dari wilayah lain di luar Indonesia. Tanpa bermaksud menyangkal sejarah, bagi mereka - misalnya disebut berasal dari Hindia Belakang dan dengan demikian masih memiliki keterkaitan mungkin dengan suku bangsa Vietnam dan Kamboja - itu tak berpengaruh apa-apa terhadap world view mereka saat ini.
Beda dengan suku-suku bangsa tertentu di Indonesia yang selama ini tidak dianggap "pribumi", karena suku-suku bangsa ini memang nyata punya "kampung halaman" di luar Indonesia dan SAMPAI KINI pun masih ada ikatan emosional dan budaya dengan daerah tersebut.
Budaya dan suku Aceh, Batak, Minangkabau, Sunda, Jawa ... sebagai "pribumi" Indonesia, karena tak lagi punya "induk" di negeri lain, sedangkan budaya dan suku bangsa Arab, China, Eropa, India, ... tentunya masih punya asal yang jelas di luar Indonesia. Namun, sekali lagi, pribumi dan non-pribumi TIDAK MENJADI ALASAN UNTUK MENDISKRIMINASI WARGA NEGARA dalam hak-hak ke. Ini hanya untuk memberi tempat yang layak dan adil bagi budaya "pribumi" di dalam budaya Indonesia. Tanpa mengabaikan peran penting etnis Arab, China , Eropa dan India di Indonesia, tapi saya tidak berharap dalam medley lagu daerah ("pribumi") Indonesia ada lagu Arab, China, Inggris atau India.
Dokter Wahyu:
betul tidak ada penduduk asli di Indonesia, bolehkah saya tanya Roy orang mana?
Roy Wijaya:
saya dari turunan tionghoa, oom. double minority yang sudah muak dengan propaganda ajaran satu ini
*------------
NOTE:Demikian Kumpulan nyinyiran netizen terkait artikel
Kiai Imaduddin Simbol Kebangkitan Pribumi Karena Ulah Oknum Habib Yang Merendahkan Bangsa Seword Indonesia Maju yang dituangkan dalam bentuk Komentar. Semua komentar diatas bukanlah rekayasa dan memang benar apa adanya hasil cuitan keluh kesah yang kita kutip dari sumber resminya. Kami tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut! Hanya sekedar memberi informasi yang sedang viral diperbincangkan! jika ingin membaca dan ingin mengetahui sumber resmi berita aslinya, silakan langsung ke sumber resminya. Terimakasih.
Code: (Sumber Resmi)
https://seword.com/umum/kiai-imaduddin-simbol-kebangkitan-pribumi-karena-yy3KEnoe9U