(View Original Web?)

KONGKO-KONGKO > KABAR-KABARI

STOP bilang BESOK Kiamat, para ahli telah memutuskan kesimpulannya


(Page 1 of 1)
Tibalah bumi di penghujung 21 Desember 2012 yang banyak diramalkan bangsa Maya sebagai 'Kiamat'. Apakah yang akan terjadi sebenarnya pada Jumat besok?

Banyak yang salah mengartikan galactic syncronization atau pensejajaran galaksi dengan tata surya kita sebagai kiamat besar. Rumornya bumi akan mengalami bencana alam hebat seperti tsunami, gempa bumi, gunung berapi, tabrakan asteroid atau mungkin bahkan pertukaran kutub utara dan kutub selatan.

Dilansir dari endoftheworld2012.com, Kamis (20/12/2012), ada dua jenis pensejajaran galaksi. Dikatakan bahwa pada 21 Desember 2012, akan ada pensejajaran galaksi ketika matahari terbit di atas cakrawala pada tanggal ini. Matahari diramalkan akan sejajar dengan bumi dan Pusat Galaksi Bima Sakti (Solstice) dan itu benar adanya.

Namun yang terjadi hanyalah perubahan iklim secara tiba-tiba dari musim dingin ke musim panas. Pada saat yang sama ketika sistem tata surya bergerak di sekitar galaksi, sistem tata surya juga bergerak ke atas dan ke bawah.

Para ilmuwan percaya gerak naik turun tersebut terjadi sekitar 33 juta tahun sekali dimana bumi dan planet lainnya, bulan dan matahari berdiri sejajar di pusat galaksi. (W2D/DJO)

Spekulasi tentang kiamat yang diprediksi akan jatuh pada 21 Desember besok, mendapat perhatian khusus dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Dikutip dari situs resmi NASA, Kamis (20/12), dalam beberapa hari belakangan NASA dibanjiri berbagai pertanyaan terkait kebenaran akan adanya hari kiamat. "Jumat, 21 Desember besok, tidak akan terjadi kiamat," ungkap NASA dalam keterangan media yang dirilisnya.

Meski begitu, 21 Desember diperkirakan akan menjadi hari pertemuan dua titik matahari. Pertemuan inipun adalah bagian dari tradisi biasa yang memang terjadi pada setiap bulan Desember.

Hadirnya beragam skenario yang mengungkapkan akan terjadi mati lampu total atau bencana besar yang menyergap bumi, juga dibantah NASA dalam situsnya. Menurut NASA, tidak ada bukti kuat berdasar ilmu pengetahuan yang menguatkan beragam kemungkinan tersebut.

Selama ini, NASA menjelaskan, bumi sudah berputar dengan aman selama empat miliar tahun. Tidak ada pula penelitian atau bukti ilmiah yang mengungkap adanya ancaman terhadap bumi di sepanjang tahun 2012.
Kontroversi mengenai datangnya hari kiamat menjadi perbincangan yang ramai menjelang 21 Desember 2012. Sebab, ada yang menginterpretasi penanggalan bangsa Maya, yang menyebut akhir dunia terjadi pada 21 Desember atau 23 Desember 2012.

Kalender bangsa Maya sendiri tidak menyebut mengenai akhir dunia. Tapi, 21 Desember 2012 merupakan hari terakhir dari b'ak'tun ke-13. Satu periode b'ak'tun sendiri terdiri dari 144.000 hari siklus kalender.

Menurut Profesor Agama di Concordia University di Montreal, Kanada, Lorenzo Ditommaso, rumor kiamat ini muncul ketika beberapa peneliti barat mendapatkan konsep kalender suku Maya pada 1980 sampai 1990an.

"Entah kesalahpahaman atau sengaja mengabaikan pandangan siklus waktu kalender suku Maya, para peneliti tersebut dalam menafsirkan akhir b'ak'tun 13 sebagai peristiwa akhir kehidupan," kata Lorenzo Ditommaso, dilansir dari Foxnews.

Dunia online pun ikut memperburuk kehidupan akhir tersebut dengan pemberitaan-pemberitaan yang cepat menyebar luas.

"Kiamat versi ramalan Suku Maya muncul ke internet. Orang-orang mulai membicarakannya serta menambah-nambahkan hal-hal lain yang membuatnya semakin terlihat nyata," tambah Lorenzo Ditommaso.

Saat ini berita tentang kiamat telah membuat kehidupan menjadi suram dan berdampak negatif, terlebih pada anak muda. Banyak dari mereka yang tidak nafsu makan, takut untuk tidur, bahkan ingin bunuh diri.

Sementara menurut Profesor Studi Agama di Saint Joseph University, Philadelphia, Allen Kerkeslager, sebenarnya prediksi tentang hari kiamat bukan hal yang baru. Setidaknya isu tentang kehancuran dunia sudah ada di tulisan-tulisan bangsa Yahudi pada abad ke-3 SM.

"Para sarjana-sarjana Yahudi mendapatkan gagasan tentang kehancuran bumi dari sebuah agama kuno dari daerah Persia, yaitu Zoroastrianisme. Dan pemikiran tentang kehancuran dunia dari bangsa Yahudi mengilhami orang-orang Kristen awal dan meyuntikkan konsep kiamat kepada orang-orang barat dan berlansung sampai saat ini," kata  Allen Kerkeslager.

Salah Interpretasi?
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) terus berusaha untuk meluruskan informasi mengenai ancaman "kiamat" pada 21 Desember 2012. Sebuah video pun di-post NASA di YouTube, dengan judul yang sangat mencolok: "Kenapa Dunia Belum Berakhir?".

Para ilmuwan NASA mengatakan bahwa rumor di media sosial dan internet yang mengatakan dunia akan berakhir adalah bentuk kesalahpahaman tafsir dari kalender Suku Maya. Ini pun menyebabkan banyak yang percaya bahwa akhir dunia akan terjadi pada 21 Desember 2012.

Menurut ahli planet yang melacak objek dekat dengan bumi di Laboratorium Propulsi Jet NASA, Don Yeomans, itu hanya akhir dari siklus dan awal dari yang baru. Itu sama seperti pada 31 Desember yang menandakan kalender berakhir, namun kalender baru untuk tahun berikutnya dimulai lagi pada 1 Januari.

Mitos tentang kiamat yang muncul di internet bermacam-macam. Seperti ada yang menyebut ancaman sebuah planet besar yang disebut planet Nibiru, sedang berada pada jalur yang sama dengan Bumi dan akan terjadi tabrakan.

"Setiap hari selama 24 jam penuh, ada ribuan astronom yang melihat keadaan luar angkasa. Mereka tidak melihat adanya planet lain yang akan menghantam bumi," ujar Don Yeomans, dilansir dari Reuters.

Namun, tetap saja ada dugaan NASA sengaja menutupi tanda-tanda hari kiamat. Yeomans pun membantah pernyataan tersebut.

"Bayangkan saja, saat ini ada ribuan astronom yang mengobservasi langit. Mana mungkin mereka sepakat menutup rahasia ini ke publik selama bertahun-tahun?," kata Yeomans.

Don Yeomans juga membantah sejumlah pendapat yang meyakini bahwa planet Nibiru akan menabrak Bumi. "Planet Nibiru adalah planet imajiner yang sebagian orang meyakini berasal dari luar tata surya. Kami tidak yakin kalau planet itu akan menabrak Bumi pada 21 Desember 2012," tegas Don Yeomans.

Selain itu, ada dugaan penyebab kiamat adalah badai Matahari. Don Yeomans kembali menegaskan bahwa fenomena itu memang nyata. Namun, dua kali lontaran massa korona Matahari yang terjadi pada Kamis, 8 Maret 2012, adalah fenomena biasa yang terjadi 11 tahunan.

"Radiasi badai Matahari memang bisa merusak satelit. Tapi, manusia akan tetap aman terlindung oleh lapisan magnetosfer yang menyelubungi bumi," ujar Don Yeomans.

"Sejak dulu, ada ratusan ribu prediksi tentang akhir dunia atau kiamat. Tapi, kita, manusia, masih ada sampai saat ini," kata Don Yeomans. (art)
Meski rumor 'kiamat' santer berhembus akan terjadi pada 21 Desember 2012, beberapa ilmuwan dan lembaga ilmiah telah membantahnya. Bantahan juga diungkapkan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).

Menurut LAPAN, penanggalan bangsa Maya yang diinterpretasi menjadi dunia berakhir pada 21 Desember 2012, tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, fenomena antariksa yang terjadi pada hari ini cenderung seperti biasa.

"Tidak ada alasan untuk mengkaitkan fenomena antariksa dengan isu 'kiamat'. Fenomena antariksa dalam beberapa hari ke depan dalam kondisi
normal saja," ujar Thomas Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika LAPAN, melalui pesan tertulis kepada VIVAnews, Kamis malam 21 Desember 2012.

Thomas mengatakan beberapa pihak mengaitkan isu 'kiamat' 2012 dengan peristiwa Badai Matahari 2012. Ini adalah puncak aktivitas matahari, dan siklus aktivitas matahari ini mempunyai periode 11 tahun.

Dalam catatannya, puncak aktivitas matahari sebelumnya terjadi pada 1979, 1989, dan 2000.

Pada saat puncak aktivitas itu, kata Thomas, bintik matahari akibat aktivitas magnetik meningkat jumlahnya. Pada saat itu badai matahari berupa lontaran partikel berenergi tinggi dan emisi gelombang elektromagnetik (berupa flare) frekuensi kejadiannya juga meningkat.

Badai Matahari ditandai dengan perubahan medan magnetik yang ditunjukkan dengan variasi jumlah titik matahari (sunspot), ledakan matahari (flare),  semburan gas matahari (prominensa atau filamen) dan lontaran materi korona (CME, coronal mass ejection).

"Tetapi badai matahari tidaklah berakibat 'kiamat'," tegasnya.

Ledakan tersebut, tambahnya, hanya mengganggu medan magnetik bumi dan ionosfer. Gangguan ini dapat menyebabkan terbukanya celah medan magnetik bumi sekitar kutub sehingga partikel bermuatan (proton dan elektron) dapat masuk ke atmosfer bumi yang dapat membentuk aurora dan dapat menginduksi jaringan listrik di negara-negara dekat kutub.

Gangguan ionosfer mengganggu komunikasi radio gelombang pendek yang menggunakan ionosfer sebagai pemantul. Sehingga komunikasi radio bisa terputus.

"Jadi, harus waspada kemungkinan terganggunya siaran televisi, komunikasi telepon, dan jaringan ATM," tambahnya.

Tiga Hari Kegelapan

Thomas juga membantah soal isu tiga hari kegelapan pada 23, 24, dan 25 Desember. Isu hari kegelapan ini berupa pengelompokan alam semesta, matahari, dan bumi akan mengelompok untuk pertama kali.

Bumi akan bergeser dari dimensi ketiga saat ini ke nol dimensi, kemudian beralih ke dimensi keempat. Seluruh semesta pun akan menghadapi perubahan besar.

"Informasi itu sangat rancu dan menyesatkan. Tidak ada pengelompokan di alam semesta," kata Thomas. (ren)
Ilmuwan NASA dan lembaga ilmiah lainnya telah menegaskan tidak perlu ada yang dikhawatirkan pada 21 Desember 2012.

Tidak ada fakta ilmiah yang menyebutkan bumi akan gelap gulita atau matahari akan membunuh semua makhluk bumi. Justru, yang terjadi Jumat 21 Desember 2012 berdasarkan hasil penelitian NASA adalah winter solstice (musim dingin dengan siang terpendek).

Warga di belahan Bumi Utara seperti negara-negara Eropa dan Amerika Serikat akan mengalami siang terpendek dan malam terpanjang. Sementara di bagian Selatan seperti Australia, Antartika dan sebagian wilayah Amerika Selatan serta Afrika akan mengalami malam terpendek.

Artinya, warga Australia dan negara-negara lainnya sekarang sedang mengalami siang yang lebih panjang karena matahari akan terbenam lebih lambat.

Seperti diketahui, negara-negara di belahan Bumi Utara saat ini sedang mengalami musim Dingin, sedangkan di Selatan mengalami musim Panas.

Pada Musim Dingin solstice, matahari akan beristirahat sebentar setelah mencapai titik paling selatan di langit. Setelah itu, matahari akan kembali bergerak ke arah utara.

"Tidak ada bukti bahwa sesuatu yang membahayakan bumi akan muncul pada 21 Desember 2012," tulis NASA di laman resminya seperti dikutip Businessinsider. (sj)
(Page 1 of 1)

Navigation

Back Sub-Forum