(www.kaskus.co.id)
http://www.kaskus.co.id/thread/53ce522ea1cb17ac2b8b46c3/tms--thread-maker-syndicate--part-002/1
Mukaddimah
Image courtesy of slideshare.net
Sebelum Teknologi berkembang pesat seperti saat ini, media yang digunakan oleh orang untuk berkirim kabar berita kepada orang lain adalah Surat, saat ini memang surat masih ada dan masih digunakan, tapi bentuknya sudah elektronik, kita mengenalnya dengan nama E-Mail. Tapi bukan itu yang akan menjadi pembahasan pada thread sederhana kali ini, Surat yang akan dibahas adalah Surat yang ditulis dengan tangan pada lembaran kertas, dikirim lewat perantara yakni Kantor Pos. Banyak suka dan duka yang kita alami saat itu, kebetulan diawal masa kuliah ane dulu, ane sempat merasakan secara langsung seperti apa dan bagaimana surat menyurat ini dilakukan. Untuk mengenang masa itu, ane menulis thread sederhana ini untuk membuka kembali ingatan kita pada masa jayanya Surat Menyurat.
Semoga thread sederhana ini bisa bermanfaat.
Saat Surat Masih Menjadi Andalan Berkirim Kabar Berita
Sebelum Menulis Surat
Image courtesy of kaskus.co.id
Tujuan membuat surat adalah untuk memberikan kabar kepada orang lain, entah itu keluarga, teman, sahabat atau siapa saja yang ingin kita kirimi, di dalam surat itu kita menggambarkan apa yang telah kita lakukan, apa yang sedang kita lakukan dan apa yang akan kita lakukan, dibutuhkan sebuah kemampuan untuk bercerita lewat rangkaian kata-kata supaya orang yang kita kirimi bisa membayangkan sekaligus merasa seperti melihat sendiri apa yang kita lakukan. Dalam menulis surat hendaknya kita menggunakan bahasa yang baik dan mudah difahami, apalagi jika kita mengirim surat kepada Orang Tua kita sendiri. Mereka yang pernah merasakan masa ini biasanya memiliki kemampuan sebagai penulis yang handal karena kemampuan merangkai katanya sudah teruji lewat surat menyurat.
Tidak Hanya Sekedar Bercerita
Image courtesy of bisikan.com
Membuat surat berarti kita menceritakan semua hal kepada orang yang kita kirimi, namun sebenarnya bukan itu saja yang menjadi isi dari surat tersebut, disana kita juga bertanya tentang kabar mereka, tentunya kita akan mendapatkan jawabannya saat surat kita nantinya terbalas. Dulu waktu ane kuliah ane berkirim surat hanya kepada orang tua ane saja, sedangkan teman serta keluarga yang lain hanya sekilas ane tanyakan melalui orang tua ane, bukannya pelit untuk berkirim surat, tapi karena saat itu surat masih sangat mahal biayanya, maka cukuplah satu surat mewakili untuk semua. Jika nanti ada pesan khusus kepada orang lain, biasanya keluarga sendiri yang akan mengantarkan supaya bisa dibaca langsung oleh yang bersangkutan.
Terkadang Ada Pengikutnya
Image courtesy of thecrowdvoice.com
Kadang kala surat yang kita kirim tidak hanya sekedar lembaran kertas berisi tulisan tangan kita sendiri, di jaman itu yang namanya foto juga menjadi barang yang langka juga, terkadang waktu mengirim surat kita suka melampirkan foto untuk lebih mengobati kerinduan, balasannya juga biasanya seperti itu. Selain foto bisa juga yang lain, ane dulu jika ingin mengirimkan KHS biasanya dilampirkan pada surat yang ane kirim, Namun jika barang pengikutnya lebih banyak, maka suratlah yang menjadi pengikutnya, jika sudah seperti ini namanya bukan surat menyurat lagi, tapi berkirim paket, dan surat bisa kita selipkan disana.
Ketika Surat Sudah Selesai Dibuat
Image courtesy of kucobaberbagi.blogspot.com
Ketika surat yang kita buat itu sudah selesai kita tulis, maka biasanya kita akan membaca kembali surat itu untuk memastikan kesalahan kata, atau memastikan apakah ada yang terlupakan, biasanya jika ada yang terlupa kita akan menulis lewat NB atau Nota Bersambung, biasanya ada di paling bawah dari surat, jika sudah merasa cukup, maka surat akan kita lipat, kemudian memasukkannya ke dalam Amplop, di tulis alamat yang dituju, ditempeli prangko dan kita masukkan ke kotak pos atau mengantarnya langsung ke Kantor Pos terdekat.
Menanti Sebuah Balasan
Image courtesy of al-karawanjy.blogspot.com
Ketika surat sudah terkirim, hal yang paling kita tunggu adalah surat balasan, lamanya waktu bervariasi, tergantung jarak diantara kita dan orang yang kita kirimi, belum lagi jika orang yang kita kirimi tidak langsung membalas, bisa berhari-hari, berminggu-minggu bahkan bisa sampai berbulan-bulan. Lamanya surat sampai juga dipengaruhi oleh besarnya biaya yang kita keluarkan, biaya itu tertera dalam prangko, semakin besar nilai prangko yang kita pakai, maka semakin cepat surat itu akan sampai, jika ingin tanpa prangko dan ingin lebih cepat lagi kita bisa menggunakan kilat khusus, cara penghitungan biayanya adalah dengan menimbang beratnya surat kemudian dikalikan dengan jumlah biaya ke daerah tujuan, makin berat surat itu dan makin jauh jaraknya, maka biaya yang dikeluarkan juga akan semakin besar.
Imajinasi Tingkat Tinggi
Image courtesy of bimba-aiueo.com
Ketika kita menerima balasan surat, tentu saja perasaan kita sangat senang, saat kita membacanya maka kita akan berimajinasi membayangkan apa yang terjadi disana, penuntun kita adalah tulisan pada surat tersebut, imajinasi kita sebenarnya tidak hanya pada saat membaca balasan surat saja, saat kita menulispun kita juga berimajinasi, mengingat kembali apa yang kita lakukan dan apa yang akan kita lakukan. Terkadang karena imajinasi yang kita bentuk sudah sangat dalam, maka berbagai emosi yang kita rasakan seperti nyata, kita bisa tertawa, tersenyum, berteriak bahkan menangis saat membaca itu, belum lagi ditambah rasa rindu yang sangat dalam terhadap orang yang begitu dekat dengan kita.
Moment Tidak Menyenangkan
Image courtesy of indobeta.com
Meskipun surat menyurat itu mengasikkan, namun selalu saja ada moment yang tidak menyenangkan, beberapa diantaranya adalah keterlambatan surat sampai, baik saat mengirim maupun menerima, faktor penyebabnya bisa beragam, misalnya faktor cuaca, surat hilang dan sebagainya. Selain itu ada juga istilah surat tidak sampai, bisanya karena kesalahan atau kekurangan dalam penulisan alamat, kurang biaya prangko dan sebagainya. Jika surat tidak sampai-sampai, maka otomatis kita akan memulai dari nol lagi, tapi jika surat dikembalikan karena salah alamat atau kurang biaya, maka kita tinggal mengganti alamat dan menambahkan prangko saja. Suka atau tidak dengan moment hal tersebut, kita tetap harus menjalaninya juga saat itu karena memang surat adalah salah satu media yang merakyat saat itu untuk berkirim kabar berita.
Apa yang ane tulis adalah apa yang ane rasakan dan alami sendiri
Mungkin ada yang punya pengalaman lain
Silahkan di Share ya sob
Pengalaman Pribadi
(www.kaskus.co.id)
http://www.kaskus.co.id/thread/53ce522ea1cb17ac2b8b46c3/tms--thread-maker-syndicate--part-002/
Original Source