Harap diberikan bata yah jangan cendol. MAKASIH YANG MAU NIMPUKIN ANE DENGAN MAUPUN ABU GOSOK.
Status bata: -36
MAKASIH JUGA ATAS RESPONS AGAN AGAN DI SINI YANG TIDAK TERDUGA. Semua komentar di sini sungguh di luar perkiraan ane. Ternyata banyak orang masih sayang sama radio
Maaf ane on dan balas lewat HP jadi sedikit komen agan yang ditaro pejwan. Maaf juga kalo ada komen agan yang terlewat terutama antara page 15-30.
Hot thread sob
(postimage.org)
http://postimage.org/
Status HT jam 17:40, makin naik
(postimage.org)
http://postimage.org/
Status reply (jam tertera di SS)
(postimage.org)
http://postimage.org/
Sekarang turun HT...
KALONG MALAM Revolutions
PENGANTAR
Ngomongin televisi gak akan ada habisnya emang, dan udah terlalu mainstream. Kebanyakan kaskusers dan onliners (bukan oneliners ) Indonesia saat ini banyak menghabiskan waktunya di layar kaca dibandingkan di depan pesawat radio FM. Semakin ke sini bisnis radio semakin terlihat kurang menjanjikan, apalagi sejak hadirnya CD dan banyaknya sistem audio mobil yang mendukung USB drive dan televisi.
Di balik itu sob, yang namanya radio tetap bertahan, meskipun lambat laun media tradisional yang ngetren tahun 80-90an ditinggalkan, seperti koran, majalah, televisi analog yang pakai VHF dan UHF (btw di Asia Timur Raya cuma kita yang masih setia pakai UHF). Bahkan di kalangan radio aja makin banyak nama besar yang terpaksa tutup atau diambil alih oleh pihak lain, beberapa yang heboh adalah Radio Attahiriyah diambil alih Mahaka menjadi Gen FM, ARH FM diambil alih menjadi Global FM, dan seterusnya sampai sebagian radio FM kita adalah hasil ambil alih.
Toh bagaimanapun yang namanya radio FM tetap bertahan sob, meski TV UHF yang ditemukan belakangan akan ditutup pemerintah tahun 2017. Meskipun radio online bertebaran di dunia maya dan yang ditampung sama Erdioo, layanan streaming radio lokal, udah puluhan, tetap aja radio FM bertahan dan didengarkan orang, sekalipun udah kayak televisi, yang punya radio besar harus orang berpunya
Kok bisa? Cek ini, agan akan tahu alasannya...
THREAD INI ADALAH OPINI DARI TS, TIDAK BERSUMBER DARI MANAPUN.
Info Lalu Lintas
Sekarang memang ada social media sebagai info lalu lintas. Di jalan tol juga banyak dipasang papan info lalu lintas. Tapi kalo posisi agan sebagai driver dan harus tahu info lalu lintas dengan kilat, misal di jalan tol X ada kecelakaan, kenapa di jalan raya Y macet parah gak seperti biasa, dll, radio yang paling bisa diandalkan.
Tinggal pencet channel di mobil (1-6, biasanya radio berita bakal agan preset kan) dan cari channel berita untuk memantau info lalu lintas. Radio yang paling terkenal info lalu lintasnya adalah Elshinta dan Sonora (punya kontrak seumur hidup dengan Jasamarga untuk penyiaran info lalu lintas) dan tunggu info lalu lintas disiarkan. Benar-benar berguna apalagi kalau sendiri. Bayangkan kalau agan harus buka social media dulu untuk cari info lalu lintas aja, dan di saat sama kendaraan di depan agan maju. Ditambah partner agan belum tentu tahu buka info lalu lintas di mana
UPDATE LAGU BARU
Sekarang sudah ada MP3 player di setiap ponsel, kecuali HP agan tipe jadul . Sekalipun MP3 player di ponsel dan tinggal diklik juga koleksi MP3 agan (yang kebanyakan bajakan ), seringkali agan merasa kurang update lagunya kan, atau bosan dengan lagu itu itu aja... Apa yang agan lakukan kalau bosan? Setel radio lah terutama pada jam request dan jam chart/tangga lagu, biasanya banyak lagu baru yang melintas. Atau bisa aja agan mendengarkan lagu yang lama banget tidak didengarkan tetapi tiba-tiba lewat di radio dan buru buru agan cari link downloadnya . Ketimbang buang buang kuota untuk cari lagu baru di internet, mending denger radio dulu terus dicatat lagu apa yang mau di-download. Penghematan kuota hitung hitung sob
Hiburan Jam Prime Time
Semakin ke sini semakin banyak radio menawarkan program prime time yang ada lucu lucuannya, terutama di jam pagi-pagi. Pengamatan ane jam prime time (6-10 pagi) itu seperti jam malam (19.00-23.00) di televisi. Jam itu adalah jam orang berangkat kantor dan sekolah, di mana aktivitas dimulai. Tentu setiap radio punya ciri khas sendiri dalam menyiarkan prime time mereka. Apalagi dengan semakin banyak radio latah ikut format tetangganya. Ada yang santai seperti di Delta FM dan Jak FM, ada yang ngelucu nyerempet nyerempet di Gen FM dan Hard Rock FM, ada yang simpel seperti Prambors, bahkan ada yang keroyokan 3-4 orang kayak Sigapp 88 Mustang dan Sirkus Pagi HITZ FM.
Meski ane lihat makin lama banyak radio latah ngikutin Prambors dan Gen FM untuk format pagi, tapi beda dengan televisi, siaran radio sekalipun latah ikut tetangganya tetap ada ciri khas meski dimirip miripin juga karena radio tak bisa lepas dari karakter penyiar. Acara pagi Prambors mau dibikin kayak di Gen FM tapi announcer tetap Desta sama Gina. Pasti ada beda yang mencolok lah . Beda sama televisi, sekalinya latah ya udah, bisa copy paste program serta formatnya sampai ga bisa dibedakan
Maaf, tujuan utama siaran pagi ini belum ane bahas. Tujuannya adalah biar pendengar terhibur saat macet pagi-pagi, dan terutama untuk driver, tanpa harus mengalihkan pandangan dari jalanan. Belakangan kan ada TV di mobil tuh, tapi namanya TV mesti ditonton dan kurang oke kalo cuma didengar. Lagipula kelemahan TV mobil adalah sinyalnya gampang hilang kalau ketemu gedung atau kecepatan tinggi. Gambar TV ditransmisikan dengan AM sementara suara dengan FM, makanya gambar TV UHF suka banyak semutnya. Kalau mau informasi on board lengkap tanpa ribet ya dengerin radio!
Di daerah-daerah, radio adalah sumber informasi utama dan paling update
Sifat radio FM yang kuat, jangkauan jauh, dan hanya lemah terhadap bukit tinggi (bukan nama kota ) dan beton tebal menjadikan alat ini sering dijadikan sumber informasi utama. Banyak daerah yang susah sinyal HP, jaringan TV susah karena tabrakan/habis sinyal biasanya, media cetak juga hanya ada koran lokal, terbantu dengan adanya radio. Warga lokal tidak usah takut ketinggalan informasi karena bisa mendengarkan radio, terutama radio berita.
Budaya Lokal
Baru sadar bagian ini kehapus .
Singkatnya radio harus menyesuaikan diri dengan budaya lokal sob, sekalipun itu berjaringan. Mulai dari gaya bicara si penyiar (di Jakarta harus pake aksen Betawi, di Bandung ngomong pake aksen Sunda, di Singkawang pake logat Hakka atau Hokkien, haiyaaa ) , adat dan aturan setempat (azan subuh dan maghrib, di Bali wajib off air saat nyepi dan menyiarkan puja agama Hindu jam 6 pagi, 12 siang dan 6 sore, kata guide ane di Bali, di Aceh ga boleh lewat jam 12 malem), sampai melestarikan budaya lokal (dongeng Sunda di Lita FM Bandung, wayang kulit semalam suntuk malam kamis di Urban RKM).
Radio adalah agen pelestsrian budaya lokal yang utama karena radio media massa yang paling dekat dengan penduduk lokal. Beda sama televisi yang rata rata menghancurkan kultur positif yg dibangun radio ini. Lagian sekarang jarang banget kan TV yang mengangkat budaya lokal selain Kompas, Net, Trans 7, dan tentunya TVRI?
Komunikasi Dua Arah
Nah, ini ane merasakan sendiri. Penyiar dan pendengar seakan punya komunikasi dua arah tanpa diminta. Ane sebagai penyiar juga pengelola radio komunitas merasakan bagaimana dekatnya seorang pendengar radio dengan penyiarnya tanpa diduga. Kata-kata dan gaya bicara seorang penyiar bisa memengaruhi pendengar, apakah akan jatuh hati, biasa saja, atau yang terburuk adalah ganti channel.
Seorang penyiar dituntut untuk menjadi teman bagi pendengarnya, beda dengan televisi yang hanya dituntut sebagai host. Karena itu, siaran radio beneran bisa menjadi obat galau para jomblo karena seakan akan ada yang nemenin . Meski gak kayak dulu, tuntutan penyiar ini sering membawa pada fans yang mengerubuti si penyiar, timeline social media yang selalu penuh ketika jam siaran, dan tentunya fans ini bukan ababil kemaren sore kayak fans acara TV alay
Real Time Information
Radio berita seperti Elshinta memberikan real time info tentang bencana atau kejadian alam. Beda dengan televisi di mana berita suka dipelintir demi rating sampai memicu kemarahan korban, berita radio lebih akurat menurut pandangan ane, umumnya juga diatur sedemikian rupa. Apalagi RRI, omongan narasumber LIVE saat itu juga dia bicara depan mic yang terhubung ke pesawat telepon/HP.
Ada radio online di gunung Merapi yang memberikan informasi real time tentang lahar dingin sampai letusan Merapi. Radio ini banyak dipantau saat letusan Merapi 2010 lalu. Agan ufoterbang melayang memberikan informasi tentang radio ini. Tentunya di gunung yang masih berstatus siaga ke atas (Sinabung, dll) ada radio komunitas yang memberi informasi real time bencana sekalipun TV dan media-media di Jakarta berhenti memberitakan status gunung itu.
Siaran Sepak Bola
Untuk pertandingan yang penting misal piala dunia, final Liga Champions , apalagi pertandingan tim Garuda melawan negara lain, kadang disiarkan lewat televisi juga radio. Apa bedanya via TV dan radio?
Siaran bola via radio bergantung pada komentator dan imajinasi kita. Siaran bola TV kan karena sering dalam bahasa asing jadi hanya orang tertentu yang mantengin komentatornya, semua mata fokus pada aksi pemain. Nah kalau via radio, siaran komentator harus dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Kadang kadang ekspresi komentator saat membawakan acara bola di radio ini yang bikin sampai memengaruhi semangat kita.
Siraman Rohani
Televisi juga banyak menyiarkan siaran rohani terutama acara dakwah pagi di televisi. Sayang acara dakwah TV bersifat nasional dan kadang hanya memihak dan dimengerti yang di Jakarta/Jawa. Kalau agama lain, siaran rohani justru ditaruh di tempat terpencil yang sedikit orang mau nonton. Misal acara Solusi milik agama Kristen disiarkan jam 12 malam, seminggu sekali pula (dulu waktu di O Channel mak ane suka nonton kesaksian di Solusi). Acara agama Buddha di DAAI TV setiap minggu pagi, justru umat Buddha sedang beribadah saat itu .
Untung setiap daerah punya radio khusus yang cenderung menjauh dari sekuleritas dan fokus pada rohani. Terutama agama Islam dan Kristen, agama dengan pemeluk terbanyak di negeri kita. Radio umat muslim ada Rodja 756 AM, belum lagi radio biasa yang punya jam dakwah subuh seperti Ardan, Mustang, RDI. Untuk umat Kristen setidaknya tiap kota besar ada satu. Jabodetabek punya Heartline 100.6 FM (meski siaran rohaninya cuma malem+pagi), RPK 96.3 FM melayani Jakarta, Bandung ada Maestro 92.5 FM 24 jam siaran Kristiani (sayang ini radio banyak amat iklannya ), Surabaya ada Nafiri FM 107.1, Jogja ane lupa yang jelas waktu ane camp rohani di jogja pernah denger. Kok ane tau banyak? Ane umat kristen sob
Teman Tidur dan Begadang
Di waktu malam media lain banyak yang tutup, social media sedang sepi karena teman teman agan tertidur nyenyak, dan parahnya agan jomblo . Tenang, banyak radio yang siaran 24 jam penuh, memutarkan lagu lagu enak 24 jam penuh mengikuti ritme kota besar kita yang udah kayak di luar negeri: Jakarta never sleeps.
Kebanyakan radio yang 24 jam on air udah memberikan kita lebih dari cukup: lagu enak, hanya berhenti pas azan subuh dan maintenis . Tapi banyak juga yang literally 24 hour broadcast, seperti Elshinta dengan bincang malamnya, Ardan dengan Siliwangi sampe jam 2 malam, banyak didengerin para jomblo di malam minggu , kebanyakan radio musik di jakarta sampe jam 1...
Awal dari lagu hits dan favorit
Meskipun parameter chart paling ngetop di dunia, Billboard Hot 100 mulai geser ke penjualan single di iTunes dan toko musik online, tetap aja airplay radio adalah hal penting dalam proses terkenalnya sebuah lagu.
Contoh paling fenomenal adalah Sakitnya Tuh di Sini yang terkenal lewat radio, karena pemutaran lagu ini luar biasa dahsyat di radio dangdut dan banyak radio di daerah (radio di daerah daerah muternya lagu ini ), lalu lagu ini banyak dimainkan di berbagai tempat, lalu ke televisi, dan naiklah nama Cita Citata jadi artis Indonesia paling heboh 2014 .
Contoh lain adalah lagu Tulus dan Raisa yang banyak diputar di radio apalagi di Prambors yang udah kayak radionya mereka . Berkat airplay yang luar biasa tinggi mereka masuk daftar artis paling bermutu di era 2010an.
Di luar negeri contohnya lagu All About That Bass, Royals, sama Call Me Maybe, tahan lama di Billboard berminggu minggu gara gara lagu ini beneran di mana mana di seluruh dunia, apalagi ALL ABOUT THAT BASS, udah kayak Sakitnya Tuh Di Sini .
Kesimpulan
Banyak yang menganggap sebelah mata radio di era internet dan era yang membutuhkan kecepatan. Tapi ane ingin ingatkan agan agan bahwa radio masih ada, terus ada, dan tetap ada. Karena hal yang ane sebutkan ini radio tetap bertahan mengudara Seperti slogan RRI, sekali di udara tetap di udara!, begitulah keadaan radio sekarang.
Berikan
Kalo ingin memberikan reputasi berikan biar bata ane full bar
Tidak mengharapkan minuman
Original Source