Belum juga diresmikan, warga Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, mengeluhkan adanya limbah dari Rumah Pemotongan Ayam atau RPA Rawa Kepiting. Sebab, limbah bekas pemotongan ayam itu dibuang ke saluran air yang mengalir ke permukiman penduduk dan menebar aroma tak sedap serta mengganggu kenyamanan warga setempat.
Padahal, RPA itu baru akan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 24 April mendatang.
Suharto, warga Kelurahan Jatinegara, mengatakan, limbah dari RPA Rawa Kepiting itu mengeluarkan bau tak sedap. Sebab, limbah dibuang lewat saluran air yang mengalir ke perumahan warga. Kini, warga meminta agar unit terkait segera membenahi pengolahan limbah tersebut, sebelum RPA diresmikan.
“Limbah dari RPA ini dibuang ke saluran air yang mengalir ke permukiman warga. Jelas kami menghirup aroma tak sedap setiap hari,” tukas Suharto, Kamis (8/4/2010).
Saat ini tercatat ada 29 penampung ayam yang sudah pindah ke RPA Rawa Kepiting. Namun, seluruhnya belum beroperasi di lokasi yang baru itu.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Kasudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur, Adnan Ahmad menjelaskan, saat ini masih terus memonitor kawasan Rawa Kepiting hingga saat peresmian nanti.
”Sejauh ini pengolahan limbah di RPA Rawa Kepiting masih terus kami lakukan pemeliharaan. Bila ada warga yang mengeluhkan bau limbah, maka akan segera kami tindaklanjuti agar tidak menimbulkan keresahan warga setempat,” ujarnya.
Sehingga diharapkan ke depan, upaya Pemprov DKI dalam menerapkan Perda Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengendalian Pemeliharaan dan Peredaran Unggas di Wilayah Provinsi DKI dapat tercapai. Hal itu dilakukan untuk menghindari rasa kekhawatiran masyarakat dengan adanya penyebaran virus flu burung yang disebabkan oleh unggas.
Adnan Ahmad juga menyebutkan, nantinya dari 114 penampung ayam yang ada di tempat permukiman warga di Jakarta Timur, akan menempati tiga RPA yang telah disiapkan pemerintah. Yakni di RPA Rawa Kepiting (sebanyak 46 penampung), di RPA Cakung (42 penampung, dan di RPA Pulogadung (17 penampung).
Sedangkan sisanya lebih memilih untuk pindah ke luar wilayah DKI.
kompas
lagian, udah bner di potong sendiri2
malah suruh kolektipan,
jd limbah deh