Bloemfontein - Keputusan wasit yang tidak menganggap gol tembakan Frank Lampard dipastikan menjadi kontroversi besar tak cuma untuk Inggris tapi juga dunia. Buat Jerman, "sakit hati" mereka 44 tahun silam seperti terbayar.
Selama beberapa dekade kontroversi gol di final Piala Dunia 1966 diperdebatkan. Di menit ke-11 masa babak tambahan, dalam skor 2-2, bola sepakan Geoff Hurst memantul tiang, mencelat keluar garis gawang, dan wasit memutuskan sebagai gol.
Gol itu mengusik konsentrasi pemain-pemain Jerman. Inggris mencetak gol lagi sebelum peluit panjang berbunyi, menang 4-2, dan mereka keluar sebagai juara, meraih satu-satunya piala besar sampai saat ini.
Jerman meradang, dunia menyebutnya sebagai "gol hantu". Sampai sekarang, setiap kali Inggris bertemu Jerman, kontroversi itu selalu dibawa-bawa. Ada dendam berkepanjangan yang seakan tak pernah padam.
27 Juni 2010 Inggris terkena "karma". Pada pertemuan kedua tim di babak 16 besar, dalam keadaan tertinggal 1-2, sebuah tembakan Lampard di menit 39 menembus pertahanan Jerman dan tak bisa dijangkau kiper Manuel Neuer. Bola menerpa mistar, memantul ke gawang, dan tayangan ulang memperlihatkan jelas telah melewati garis gawang.
Wasit Jorge Larrionda dari Uruguay tidak meniup peluit alias tidak menganggapnya sebagai gol. Pemain Inggris ramai-ramai memprotes. Ofisial Inggris di bench, mulai dari Fabio Capello, asisten pelatih Stuart Pearce sampai "kapten tak bermain" David Beckham, bangkit dari kursinya, mengangkat tangan tinggi-tinggi, menggerutu sejadi-jadinya.
Di akhir cerita, Jerman menang telak 4-1 -- lebih telak dari kekalahan mereka 44 tahun silam. Inggris angkat koper dari Piala Dunia, lebih cepat dari dua edisi sebelumnya ketika mereka bertahan sampai babak perempatfinal.
"Ini lelucon. Hakim garis dekat sekali dari sana. Mereka mencoba mengembalikan kita ke tahun 1966," seru seorang fans Inggris dikutip The Sun. Seorang fans lain berteriak, "Kita butuh hakim garis dari Rusia!"
Rusia yang dimaksud adalah Tofik Bakhramov, hakim garis asal Uni Soviet yang memberitahu wasit Gofffried Dienst (Swiss) di final 1966, bahwa bola dilihatnya telah melewati garis gawang. Tapi wasit Jorge Larrionda dari Uruguay bahkan tidak berdiskusi dulu dengan asistennya untuk menganggap bahwa tembakan Lampard tidak gol.
Yang menarik, Larrionda dikabarkan berseru "Oh, Tuhan!" ketika di masa turun minum ia melihat tayangan ulang insiden tersebut.
Di tahun 1966, sebuah studi menghitung bahwa bola tidak masuk sepenuhnya dan masih berjarak 6 cm dari gol. Malam ini, pers Inggris berani menyebut bahwa bola tembakan Lampard sudah masuk 60 bahkan 90 cm.
Peristiwa di Bloemfontein ini pasti akan dikenang dunia apalagi Inggris. Mereka pasti akan bilang, "Kalau itu gol, berarti skor 2-2, dan apapun bisa saja terjadi."
Tapi para komentator menilai Jerman memang lebih pantas menang karena permainan mereka lebih baik daripada Inggris.
Sepakbola memang selalu melahirkan kontroversi.
(a2s/krs)