You Now Here »

Gletser Papua akan Mencair akibat insiden pemanasan global  (Read 1519 times - 59 votes) 

DANNY

G-Plus Author
  • ADMINISTRATOR
  • More Share Forum Topic
  • [MS] kepala suku
  • *
  • DANNY sangat terkenal!DANNY sangat terkenal!DANNY sangat terkenal!DANNY sangat terkenal!DANNY sangat terkenal!DANNY sangat terkenal!
  • Rep Power: 6
  • Join: September 30, 2009
  • Posts: 11,931
  • Poin: 193.929
    • WWW
  • IP member tracker Logged
Gletser Papua akan Mencair akibat insiden pemanasan global
« on: June 27, 2010, 12:47:46 AM »




Prof Lonnie G Thompson, pimpinan kelompok peneliti inti es Papua, memperkirakan bahwa dalam waktu 20 hingga 30 tahun ke depan, gletser di Gunung Cartensz, dekat Puncak Jaya, Papua, akan hilang sebagai akibat dari pemanasan global.
     
"Hampir pasti di sini dan di tempat-tempat tropis yang lain, kira-kira dalam 30 tahun mendatang gletser akan hilang akibat perubahan iklim," kata Lonnie Thompson yang juga guru besar pada Ohio State University di Timika, Sabtu (26/6/2010).
     
Thompson memimpin proyek penelitian pengeboran inti es Papua 2010 yang dilakukan atas kerja sama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan Byrd Polar Research Center (BPRC) The Ohio State University. Sejumlah peneliti dari Amerika Serikat, Rusia, Perancis, dan Indonesia ikut dalam proyek ini.
     
Kelompok peneliti pimpinan Lonnie Thompson selama 13 hari tinggal di tiga titik gletser yang masih ada di Papua, yaitu gletser Cartensz, E Nortwall Firs, dan W Northwall Firs yang hampir habis atau hilang.
     
Menurut pengakuan Lonnie Thompson, selama 13 hari berada di kawasan gletser Papua, gletser setempat mengalami penurunan sekitar 30 sentimeter. Ia memperkirakan, setiap tahun gletser Papua hilang beberapa meter.
     
Lonnie Thompson mengatakan, proses pencairan es pada gletser Papua sangat cepat akibat dari faktor iklim. Setiap hari di kawasan itu selalu turun hujan.
     
"Benar kalau gletser di sini kemungkinan akan cepat habis karena setiap hari turun hujan. Hujan merupakan salah satu faktor cuaca yang paling cepat menghabiskan gletser," katanya.
     
Selama berada di kawasan gletser Papua, Lonnie dan rekan-rekannya mengambil sampel 88 meter ice core dengan mengebor enam inti es sampai dasar es, lalu dipotong-potong menjadi satu meter dan dimasukan ke dalam freezer untuk diteliti lebih lanjut di Ohio State University Amerika Serikat.
     
Hasil penelitian ini diperkirakan akan selesai akhir tahun 2010 dan akan dipublikasikan sekitar bulan Juni 2011. "Misi pengambilan sampel es ini untuk mendapatkan informasi iklim yang masih ada di gletser Papua sebelum informasi iklim itu akan hilang semua," ungkap Lonnie Thompson.
     
Ia mengatakan, suhu rata-rata di kawasan gletser Papua pada siang ataupun malam hari berkisar pada 5 derajat celsius hingga minus 5 derajat celsius di bawah 0.
     
Menurut Lonnie, gletser yang ada di pegunungan Papua merupakan yang paling rendah dibanding dengan gletser di tempat-tempat lain di berbagai belahan dunia.
     
"Kami sudah mengambil semua sampel es dari berbagai gunung di dunia. Yang tertinggi di pegunungan Himalaya (perbatasan Tibet dan China) dengan ketinggian sekitar 7.200 meter di atas permukaan laut. Sedangkan yang ada di Papua berada pada ketinggian di bawah 5.000 meter di atas permukaan laut," paparnya.
     
Lonnie Thompson mengatakan, kegiatan penelitian gletser di Papua tidak lepas dari dukungan PT Freeport Indonesia, perusahaan tambang emas, tembaga, dan perak yang beroperasi di Mimika, Papua.
     
"Tanpa bantuan Freeport, tidak mungkin kami mengambil es dari gletser untuk dibawa secara cepat dengan helikopter lalu dimasukkan dalam freezer untuk dikirim ke pusat penelitian di Amerika Serikat. Karyawan Freeport juga banyak memberikan bantuan untuk memindah-mindahkan peralatan penelitian selama berada di kawasan gletser Papua," katanya

sumber

masa 20 tahun dibilang LAGI
  :pusing
kira2 umur ane dah 40 tahunan...
kalo...
  :hammer


View Mobile Web Short URL: