irina breach:
sob nggak semua orang bali bgt. yg model inlander ini memang saya rasakan perubahan sekitar tahun 80 an dan semakin kearah thn 2000 an mental inlander orang bali semakin menggila. dan orang jumlah orang yg bermental indlander dan model jongos di bali semakin tahun semakin banyak. sudah banyak cerita bagaimana perlakuan orang bali terhadap wisatawan lokal. orang bali memperlakukan bule seperti dewa, seperti raja dibanding orang lokal yang dianggap sampah seperti tertulis dalam artikel. saya setuju itu dan saya merasakan banyak orang bali yg tidak punya rasa nasionalisme dan patriotisme pada bangsanya. pandemi kemarin seharusnya orang bali sadar tanpa turis lokal bali akan mati. seharusnya mereka bercermin dari bom bali, saya juga tidak setuju dgn bom bali. tetapi paling tidak menyadarkan mereka untuk memperlakukan bangsanya sendiri lebih baik daripada bangsa bule. orang bali telah menjual harga dirinya dengan sangat murah dan menggadaikan harga diri bangsa indonesia dengan harga dollar. tidak ada hormat2nya pada bangsa sendiri. sadarlah kalian orang bali. aku hanya berharap semoga mental inlander orang bali segera hilang dan kembali menjadi bangsa indonesia seutuhnya. salam indonesia buat orang bali
HoleInBrain:
Inferiority complex bangsa kita mmg tinggi! FAKTOR NYA YA AGAMA! bayangkan agama Lokal tidak dimasukkan ke dalam agama yg diakui aneh sekali!
Program pemerintah semua ditujukan pd agama import!
Yg muslim memuja arab, tp jgn salah yg kristen pun memuja barat dan yahudi!
Kenapa kita ga kek jepang, mrk memelihara kultur dan agama lokal mrk, awal awal restorasi Meiji, bangsa jepang mensupport gila gilaan kuil shinto, agama buddha dan shinto dipisahkan, Kami (dewa dewa jepang) dan Buddha tmpt penyembahannya hrs dipisah!
Agama lokal shinto dijadikan alat pemerintah memupuk rasa nasionalisme!
Kesadaran budaya ditekankan di situ!
Kalo kita ga mau lg jd bodoh it agama dan kultur lokal hrs lah ditonjolkan, semua org yg protest sebagai klenik dsb hrsnya dimusnahkan! Ketika org udh bangga dgn identitas dirinya maka inferiority complex akan hilang
?
Arus kefanatikan akan agama import hrs dikikis, dengan membuat rakyat jd cinta budaya lokal bukan kagum pd bangsa lain
Stevanes Ariffin:
Kristen tidak memuja barat dan yahudi sob. Memang Yesus itu orang Yahudi, tapi yang dipuja itu ya si Yesus itu sendiri, bukan semua orang Yahudi. Ga pernah juga org Kristen memuja orang barat. Sri Paus aja dialemin karena dia pimpinan agama. Persis sama seperti orang Kristen ketemu dengan Pimpinan NU misalnya, dan dia kenal beliau. Pasti Sang Kyai akan disalami, dihormati sambil bungkuk juga kalo perlu. Beda dgn yang satu itu. Asal orang arab pasti diagung agungkan dan dianggep nabi, hanya karena doi orang arab. Dan mengagung agungkan orang arab ini ternyata cuma di Indonesia doang. Di negara lain mah kaga...
Roy Wijaya:
banyak juga kok kristen latah, sob. kalau saya sih sebagai orang katolik, selalu ingat pesan Mgr Sugiopranoto, "100% katolik, 100% indonesia". Orang bali ini memang banyak juga yang aneh-aneh. Bahkan ada lho kenalan saya yang membela mati-matian ajaran islam yang sering membuat sengsara orang bali karena bom bali berkali-kali. Ternyata dia punya friend with benefit dengan muslim...
Wenas:
perilaku memuja barat menurut kontex tulisan diatas...adalah menjilat bule...
jujur deh belum pernah sx pun terpikir njilatin bahkan ngemoot (punya) bule...
4100250375:
ya tapi jangan digeneralisir hanya ke orang Bali aja dong. warga lokal di tempat lain di seluruh Indonesia juga jamak kok bersikap konyol seperti itu. sikap minder kala berhadapan dengan orang asing gak cuma di Bali saja, sikap itu ada di seluruh Indonesia dan itu sudah mewabah sejak lama. menjangkiti mulai dari warga biasa hingga sampai ke pejabat-pejabatnya.
kalo yg di Bali dibilang inferior trus yg di puncak sana itu dibilang apa, insecure?
Wenas:
njilatin...& kata ngemoot perlu di tambahkan...
dijilatin
diemootin...nyam nyaam
Utami:
Pengalaman saya berbeda. Beberapa kali ke Bali, sambutan yg sy terima baik. Sy orang lokal, duit terbatas, tp mereka sangat baik. Bahkan di salah satu kunjungan sy sendirian, tengah malam sakit, ada saja yg menawarkan diri utk membantu.
Mia Evangelista:
Iya betul tapi bule gk makan nasi, makannya roti sama kentang
Stevanes Ariffin:
Perang Rusia-kelompok barat via Ukraina membuktikan bahwa bangsa bangsa bule tersebut sebenernya negara yang miskin sumber daya alam, bisa maju dan kaya karena duluan bikin teknologi perang dan menggunakan kemajuan senjata untuk menjajah negara kaya sumber daya alam, tapi belum maju. Penjajahan ini disemua bidang, dari soal politik, militer, ekonomi, bahkan mental. Negara negara kaya sumberdaya alam dimiskinkan mentalnya sedemikian rupa. langkah Jokowi udah tepat, dan selaras dgn cara cara Narendra Modi juga di India. Kalo soal agama seperti komentar sob HoleInBrain dibawah, adalah penjajahan baru warga keturunan arab yang memanfaatkan "kebodohan" rakyat Indonesia yg mabok agama, tapi males belajar. Maunya terima cekokan dari mereka mereka yang disanjung sanjung sebagai keturunan nabi. Nabi Muhammad memang orang arab berdarah arab, tapi orang arab yg jadi nabi cuma satu. Ga semua orang arab itu nabi, termasuk yg katanya adalah keturunan nabi.
Arif Soetanto:
Yg bisa baca kitab katanya 28%.tapi kalau dihitung beneran paling 8%
Stevanes Ariffin:
Betul sekali sob...... Beda dgn Vatican yang justru membolehkan KS diterjemahkan ke bahasa bahasa penganutnya. Termasuk sikap gereja yang bahkan membuka sekolah sekolah tinggi teologi dan filsafat untuk umum, bahkan membuka kursus kursus pendalaman KS dimana-mana. Contohnya ya Driyarkara itu, yang nota bene adalah sekolah calon pastor Katholik. Dosen dosen yg ngajar kursus juga sama dgn yg ngajar para calon pastor itu, bahkan ada satu kelas kursus yang ngajar adalah Uskup Suharyo sendiri. Yang buat saya merasa aneh, selalu ada aja sodara sodari yang beragama Islam ikutan kursus disana. Sebelon konsili Vatikan ke 2, sikap gereja Katholik ini persis sama dengan agama yg satu itu. Syukurlah para pimpinan gereja sadar, kalo bahasa latin dibiarkan terus memonopoli, yang ada cuma radikalisme dangkal yang eksklusif yang tinggal dipikiran para pengikutnya.
*------------NOTE:
Demikian Kumpulan nyinyiran netizen terkait artikel Prilaku Menjilat Bule Orang Bali, Itu Mental Inferior, Mental Inlander, Mental Terjajah Seword Indonesia Maju yang dituangkan dalam bentuk Komentar. Semua komentar diatas bukanlah rekayasa dan memang benar apa adanya hasil cuitan keluh kesah yang kita kutip dari sumber resminya. Kami tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut! Hanya sekedar memberi informasi yang sedang viral diperbincangkan! jika ingin membaca dan ingin mengetahui sumber resmi berita aslinya, silakan langsung ke sumber resminya. Terimakasih.https://seword.com/umum/prilaku-menjilat-bule-orang-bali-itu-mental-5FIE4F3yK6