Berdasarkan informasi terbaru, kru kapal termegah saat itu itu telah melihat gunung es, namun tetap berlayar lurus karena kesalahan dasar mengemudi.
Kapal punya banyak waktu untuk menghindari gunung es, namun juru mudi panik sehingga berbalik dengan cara yang salah. Sayangnya, kegagalan tersebut terlambat diperbaiki sehingga sisi kapal menabarak gunung es.
Tidak hanya itu, para penumpang dan awak tetap bisa diselamatkan jika tetap tinggal di satu sisi kapal sehingga air dapat keluar dari lambung yang rusak.
Informasi yang muncul setelah hampir 100 tahun bencana ini telah dirahasiakan oleh keluarga petugas kapal yang paling senior, di mana bertahan hidup dari bencana.
Petugas Charles Lightoller menutupi kesalahan di wilayah Atlantik ini karena ia khawatir akan membuat bangkrut pemilik kapal, serta membuat rekan kerjanya dipecat dari pekerjaan.
Namun, sejak kematiannya, cucunya yang bernama Lady Louise Patten mengungkapkan hal tersebut dalam buku terbarunya.
“Ini membuat semuanya tampak lebih tragis,†ujar Patten.
Kesalahan pada pelayaran perdana kapal yang berjalan dari
Southampton ke
New York pada tahun 1912 ini terjadi saat kapal mengalami pergolakan besar akibat pergantian dari sistem layar ke kapal uap.
Perubahan ini berarti ada dua sistem kemudi dan beberapa perintah berbeda. Beberapa awak kapal
Titanic memakai perintah Tiller untuk sistem layar dan beberapa di antaranya patuh kepada perintah Rudder yang lebih modern.
Sayangnya, dua sistem kemudi tersebut memiliki banyak perbedaan satu dengan yang lain.
Jadi perintah untuk ‘mengubah keras’ berarti menyetir ke kanan bagi sistem Tiller dan ke kiri bagi Rudder.
Namun, saat diberikan perintah tersebut, beberapa awak salah mengubah arah setir sehingga bencana tidak bisa dihindari.
“Pengemudi panik dan alasan sebenarnya
mengapa Titanic menabrak gunung es adalah karena mereka memutar kemudi dengan cara yang salah,†ujar Lady Patten yang merupakan istri dari mantan menteri pendidikan Lord John Patten.
thanx to