Njoto:
Ini kode keras dari Jokowi mendorong Ganjar agar:
- segera lari maraton, maksudnya segera tanpa lelah dan terus menerus tampil di seluruh Indonesia untuk merebut simpati rakyat sebanyak-banyaknya
- berani dan bernyali, jangan hanya menunggu titah mami, berani lah berinisiatif, rangkul lah semua elemen, gerakkan dengan irama yg sama
??:
Nah ini saya setujuh banget ..
??
Jangan terus yg mengkritisi sedikit langsung di anggap lawan ..
?
Psi dan parte2 lain dan simpatisan jokowi, gibran, ahuk (simpatisan lhoo bukan relawan/pendukung/buzzer), tetap harus di rangkul dan di beri tempat untuk pemenangan walaupun secara PT20% mereka tidak di perlukan, tetapi mereka bisa mempengaruhi
keterpilihan ganjar
Jangan hanya mau suara mereka di bilik suara tetapi aspirasi dan partisipasi mereka di abaikan ..
?
Brian:
Mulai dari bakal calon ibu negara dulu deh. Jangan harap bisa berani & tegas, kalau bakal calon ibu negara masih tertunduk diam dibungkus ornamen yang dijadikan simbol kelompok ekstrimis.
??:
Nah kritikan seperti ini yg tidak di sukai pendukung gp ..
pokoknya belio itu sudah paling sempurna gak ada yg boleh mencela, mengkritik apalagi membully..
bahkan kalo perlu, hoax-pun akan di keluarkan demi mendukung kesan tersebut ..
?
Brian:
PR dari pemerintahan presiden Jokowi 2 periode ini adalah memberantas ideologi ekstrimis-intoleran beserta pendukungnya. Satu hal ini yang benar-benar terlihat tidak serius dikerjakan, lembek dan penuh ketakutan.
Jujur jujur aja, dari semua bakal calon presiden top-3, belum ada satupun yang sepertinya punya keberanian untuk mengatasi PR ini.
Njoto:
partai non parlemen boleh jadi akan menjadi penentu kemenangan bagi capres, Perindo punya media, PSI simbol milenial.... intinya semua komponen bangsa harus dirangkul, terkecuali kelompok radikal yg mau mengganti Pancasila
jane ora dong:
Elemen yg mana contohnya ?
Apa seperti yg sekarang setelah mendukung dipersekusi, dibubarkan ketika ibadah dan dilarang mendirikan rumah ibadah, tapi apa yg didapat saat ini ?
Lidahnya kelu atas ketidak adilan, keadilan hukum yg timpang pd minoritas ?
Pancasila dimana sekarang, apakah hanya digunakan ketika akan mencalonkan ?
Njoto:
Tentu saja semua elemen yg nasionalis
Brian:
Kalau yang sekarang, baru bisa prihatin dan bersedih saat konferensi pers.
Kalau yang sekarang, baru sampai berkata "jangan politik agama, jangan politik identitas" pas pidato kenegaraan
Bagaimana tindak lanjutnya di level akar rumput? Krik krik krik
jane ora dong:
Katanya sih gara gara ganjar menolak kesebelasan israel lalu ada konsekuensi turun hasil surveynya.
Tapi ada yg lupa kelihatannya ada yg pernah mengutuk israel, lalu kira2 apa ya konsekuensinya ?
Brian:
Selama masih terdiam terhadap kelompok anu dan selama masih kecentilan pecicilan terhadap kelompok anu, bersiaplah kemungkinan menangnya akan semakin mengecil.
jane ora dong:
Yang pernah mengutuk israel itu ada konsekuensinya nggak sih ?
TMP2024:
jangan hanya menunggu titah mami
Kalo titah Jokowi boleh ditunggu kah ??
jane ora dong:
Apa masih belum yakin bahwa saat ini bukan pilpresnya jokowi.
Pilpres paling nyebahi sepanjang masa, dari hari ke hari yg diomongkan kok cuma jokowi jokowi dan jokowi terus.
Capres ini sepertinya sedang dimandulkan oleh para kapitalis, terus kapan capres ini bicara tentang masa depan bangsa ini akan dibawa kemana.
Lha mbok ya para relawan ini diberi kisi2 program apa yg akan diperjuangkan oleh capresnya, hampir semua media baik media resmi maupun media sosial kok yg dibicarakan cuma jokowi dukung siapa, apakah jokowi main dua kaki, lama2 nggilani tenan pilpres kali ini.
Kalau ada capres yg mau meneruskan kinerja jokowi yg tidak menegakkan hukum yg berkeadilan, terutama keadilan terhadap minoritas, yg tidak perhatian terhadap persekusi, pembubaran, pelarangan ibadah minoritas bahkan seperti bisu dan kelu lidahnya maka tdk perlu dipilih, bisa dilihat sumpah yg diucapkan ketika pelantikan pejabat negara itu apa saja.
Kalau itu tidak dilaksanakan artinya adalah pelanggaran sumpah, bahkan itu bukan hanya sebuah janji, tapi dalam nama Tuhan YME, tentu akan ada konsekuensi karena ini serius jadi nggak perlu minta ampun sama rakyat tapi itu hubungannya sama Tuhan.
Brian:
Ijinkan rakyat jelata ini untuk berpendapat. Bagi bakal calon presiden beserta tim pemenangannya untuk Pilpres 2024, sebaiknya mempertimbangkan hal berikut jika ingin mendapat kesempatan menang:
1.Harus merangkul sebanyak banyaknya elemen parpol yang nasionalis & kelompok minoritas beserta kepentingannya. Ga masalah kalau tidak dilakukan secara publik, tapi harus dilakukan supaya minimal punya kesempatan menang.Ingat dulu 2019, Presiden Jokowi bisa menang pilpres karena suara minoritas yang solid & dominan memilihnya. Dari selisih suara waktu itu pun sudah terlihat polanya.
2. Jangan lagi "pandering" kepada kelompok anu karena tidak akan ada gunanya. - Jangan ulangi salah satu kesalahan (menurut saya salah satu yang memalukan) Presiden sekarang yang membiarkan Ibu Negara tunduk diam memakai ornamen yang dijadikan simbol oleh kelompok anu.
- Kalau ingin memasukkan elemen religius ke dalam tim kemenangan (entah sebagai timses atau bahkan sampai wapres), pilihlah yang terang benderang punya track record melawan & dibenci kelompok anu.
- Jangan mengulang kesalahan di 2019 dengan merangkul ketua MUI, sebagai wapres pula. Sudah cukup perilaku yg memalukan seperti itu, cukuplah jadi sejarah saja
Erick 73:
Ya negara ini butuh pemimpin yang pemberani krn tantangan saat ini dan kedepan adalah ancaman runtuhnya kesatuan bangsa dan pergantian ideologi Pancasila.
Banyak yang kecewa dengan lemahnya penanganan kasus ujaran kebencian, pelecehan, fitnah, hasutan mengganti ideologi Pancasila dan intoleransi yang marak terjadi belakangan ini, tetpi saya kira kita harus melihat secara keseluruhan jd bukan hanya kepada presiden tetapi juga kepada sikap dan tindakan dr partai2 pengusung, Jika seorang presiden tdk melakukan suatu tindakan yang memang penting dan harus dilakukan bukan kah partai pengusung (terutama pemimpin koalisi) akan mengingatkan dan bukan kah meraka juga akan mendukung lewat parlemen?. Adakah hal tsb terlihat?. Sejak kejadian batalnya Pildun U20 di negara ini, lalu adanya pernyataan petugas partai, isu mengenai kontrak politik yang ditanyakan oleh ade armando dan belum adanya pernyataan tegas pak Jokowi sampai saat ini yang mendukung pak Ganjar bisa kita tafsirkan sebagai adanya ketidak harmonisan hubungan antara presiden dan partai utama dan sangat bisa jadi juga kewenangan yang tidak dimiliki secara penuh oleh presiden selama ini krn adanya intervensi ataupun krn adanya suatu kontrak politik. Bisa jadi misalnya pak Jokowi sebenarnya ingin bertindak tegas tetapi dicegah/diintervensi oleh seseorang yang tidak berani krn kekhawatiran berlebihan. Dan karena hal tsb sosok pemberani yang dimaksudkan pak Jokowi jelaslah bukan seorang petugas partai melainkan seorang ketum partai. Ini hanya pendapat dan terus terang saya juga belum berani memutuskan mendukung si ketum sampai benar2 jelas kalau beliau sdh benar2 steril dr kelompok2 yang itu.
Dargombes Kayaraya:
Tips bagi fansnya GP maupun PDIP apapun yg calon mantan pidatokan "Rah Urus" ciptakan vibe sendiri untuk kampanye 2024.
Belajarlah dari cara MU dan Eric Ten hag cara memperlakukan CR7. Dah PD aja, ingatlah Tidak Ada Pemain lebih besar dari pada Club
Njoto:
sayangnya pilpres beda dengan sepak bola.... elektabilitas club sekarang 25%, sementara ketersukaan pada pemain lebih dari 80%
Pribadi simpel:
Ulasan ketum & petugas partai nya mana? Kamu bohong yak?
*------------NOTE:
Demikian Kumpulan nyinyiran netizen terkait artikel Jokowi Sebut Kriteria Pemimpin Harus Pemberani, Dari Petugas Partai Atau Ketum Partai? Seword Indonesia Maju yang dituangkan dalam bentuk Komentar. Semua komentar diatas bukanlah rekayasa dan memang benar apa adanya hasil cuitan keluh kesah yang kita kutip dari sumber resminya. Kami tidak bertanggung jawab atas isi komentar tersebut! Hanya sekedar memberi informasi yang sedang viral diperbincangkan! jika ingin membaca dan ingin mengetahui sumber resmi berita aslinya, silakan langsung ke sumber resminya. Terimakasih.https://seword.com/politik/jokowi-sebut-kriteria-pemimpin-harus-pemberani-oJnwqlBeQb