Akhirnya misteri gambar lingkar berpola di lahan sawah di Sleman Yogyakarta, perlahan mulai terungkap. Lingkaran berpola, atau yang biasa disebut crop circle ini tidak lain, adalah buatan manusia. Namun, fenomena ini sudah terlanjur meluas dan ditanggapi beragam. Bahkan sampai ada korban yang jatuh. Kita berharap, ini menjadi pelajaran penting, karena setiap fenomena alam, selalu ada penjelasan ilmiahnya.
Tiga hari terakhir masyarakat di tanah air dibuat heboh, oleh temuan gambar lingkaran berpola, di sebuah lahan sawah di Desa Jogotirto, salah satu desa di kabupaten Sleman Yogyakarta. Temuan gambar yang di Inggris dikenal dengan sebutan corp circle ini, mendapat perhatian luas masyarakat, apalagi berhembus spekulasi, gambar yang pertama kali terlihat Minggu pagi ini, adalah jejak pendaratan UFO, benda langit yang keberadaannya sampai kini sebatas cerita dari mulut ke mulut.
Seperti heboh kemunculan benda langit yang sering terjadi, crop circle di Sleman inipun mengundang tanggapan beragam masyarakat. Banyak yang yakin, melihat detail gambarnya, ini benar merupakan jejak pendaratan benda langit UFO, tapi tak sedikit yang mencibir, ini hasil kreatifitas manusia, alias kerjaan orang iseng yang ingin cari sensasi saja.
Tak hanya masyarakat awam. Para penelitipun bersilang pendapat. Mengacu pengalaman temuan corp circle selama ini, ada yang yakin, cop circle inipun ulah manusia iseng. Tapi melihat posisi rebahan pohon padi, ada yang yakin itu jejak pendaratan benda berat sejenis pesawat angkasa.
Belum terjawab misteri corp circle di Sleman, masih di Yogyakarta, tepatnya di Bantul, juga ditemukan lagi corp circle yang lain, dan pertama terlihat saat daerah sekitar turun hujan deras dissertai petir menyambar. Sama seperti di Sleman, corp circle di bantul inipun ditemukan di tengah hamparan sawah dan tidak ditemukan jejak manusia.
Benarkah dua corp circle di Yogyakarta ini jejak pendaratan pesawat luar angkasa? Seperti yang ada di benak banyak warga?. Untuk menjawab misteri itu, para ahli dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional, telah datang ke lokasi, untuk mempelajarinya secara mendalam, sekalian ingin memastikan, aman tidaknya lokasi corp circle ini dimasuki.
Selasa kemarin, tim ahli dari Lapan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, kembali turun ke lokasi dan melakukan penelitian. Mereka mengambil contoh tanah, mengamati posisi rebahan pohon padi, meneliti ada tidaknya tanda kebakaran sisa gas buang, mengamati secara detail bentuk pola lambang dari gambar berdiameter sekitar 60 meter ini.
Selang beberapa jam meneliti, setelah mempelajari semua temuan, para ahli Lapan akhirnya berkesimpulan, corp circle di Sleman ini buatan manusia. Menurut Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan, Sri Kaloka, di lokasi mereka menemukan sejumlah kejanggalan, salah satunya adanya lubang di tengah pola, yang diduga sebagai tempat untuk menancapkan tonggak dan membuat lingkaran.
Berdasarkan kesimpulan pihak Lapan ini, Kapolres Sleman AKBP Irwan Ramaini menyatakan pihaknya akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui motif dan tujuan pelaku membuat pola crop circle ini.
Crop circle, bukan kali ini ditemukan, tapi selalu mengundang kegemparan karena banyak yang menghubungkannya dengan misteri benda asing bernama UFO. Kemunculan corp circle, umumnya berbentuk lingkaran besar, tapi ada juga yang berbentuk geometri, atau bahkan membentuk citra mahkluk hidup seperti kalajengking atau kelabang. Selain itu, corp circle hampir selalu muncul di lahan luas, itu sebab kemunculannya banyak terjadi Inggris, Amerika dan Australia yang banyak memiliki lahan pertanian gandum.
Banyak yang menghubungkan crop circle ini dengan fenomena pemunculan makhluk UFO yang digambarkan berbentuk bola cahaya. Tapi Badan Antariksa Amerika Serikat (Nasa), sejak awal telah menolak menghubungkan corp circle dengan UFO, dan menilainya sebagai lelucon. Ilmuwan dari Inggris bernama Andero, yang telah meneliti fenomena corp circle selama 17 tahun, juga menyatakan, 80 persen corp circle yang pernah ditemukan, terbukti ulah manusia iseng.
Serumit apapun bentuk gambarnya, siapa saja sebenarnya bisa membuatnya, bahkan dengan cara dan peralatan yang sangat sederhana. Diawali dengan pembuatan pola, sebuah paku panjang dipantakkan sebagai pusat, melingkar dengan tali di permukaan, lalu berbekal sehelai papan perebahan pohon padi atau gandumpun dilakukan mengikuti pola yang sudah dibuat.
Dengan demikian, sampai ada fakta lain yang membuktikan adanya UFO, masyarakat agaknya sudah bisa memahami kemunculan gambar berpola, seperti di Sleman dan Bantul. Agar kita bisa memahami, dengan akal sehat, dan tidak larut dalam spekulasi tanpa bukti.
jangan ada orang dalem yg sengaja
century belom kelar, gayus tambunan jg blom,
ya mbo kelarin dulu, jangan besar2kan masalah sepele
duit rakyat dulu urusin