WELCOME TO MY THREAD
Es krim, siapa sih yang nggak suka? Sekarang es krim pun semakin mudah ditemukan di toko-toko kecil. Meskipun akrab dengan makanan manis dan dingin yang satu ini, diantara agan-agan mungkin ada yang belum tahu bahwa terdapat tempat makan es krim di beberapa kota di Indonesia yang didirikan sejak jaman kolonial Belanda dan masih tetap bertahan sampai sekarang dengan nuansa tempo doeloe yang kental, sehingga layak disebut kedai es krim legendaris. Cekidot!
1. Ragusa, Jakarta
Nama Ragusa berasal dari dua orang berkebangsaan Italia yang datang ke Indonesia pada tahun 1930-an, Luigie Ragusa dan Vincenzo Ragusa. Pada tahun 1932, Ragusa bersaudara mulai membuka kafe es krim di pasar Gambir (Jakarta Fair). Karena dinilai tempatnya terlalu sepi dan hanya ramai setahun sekali, tahun 1947 mereka membuka kafe di Jl. Veteran I No. 10 Jakarta Pusat, yang menjadi pusat pembuatan dan penjualannya sampai sekarang. Selama menekuni bisnis es krim, dua bersaudara Italia tersebut dibantu Jo Giok Siaw. Ibu Hj. Sias Mawarni, menantu dari Jo Giok Siaw, dan suaminya yang meneruskan penjualan es krim ini.
Kedai es krim ini menempati bangunan bergaya khas Belanda beserta kursi-kursi yang terbuat dari rotan dengan model kuno dan meja yang sederhana sebagai pelengkapnya. Ruangan ini pun tidak menggunakan AC, hanya menggunakan kipas angin dan atap bangunan yang tinggi sehingga dapat mengurangi udara yang panas. Di sekeliling dinding, terdapat foto-foto hitam putih yang menggambarkan bagaimana rupa Es Krim Ragusa sebelumnya dan potret sudut-sudut kota Jakarta jaman dulu. Ada juga mesin kasir kuno dan tempat untuk menyajikan es krim yang antik.
pic
Ragusa sekitar tahun 1930an (1)
Ragusa sekitar tahun 1930an (2)
Ragusa sekitar tahun 1970an
Ragusa kini, tampak luar
Ragusa kini, tampak dalam
Es krim Ragusa menggunakan bahan-bahan berkualitas mulai dari susu sampai bahan lainnya. Semuanya dibuat secara handmade, bukan diambil dari pabrik jadi kualitas akan tetap terjaga serta tidak menggunakan pengawet. Yang paling terkenal di sana adalah Spaghetti Ice Cream, es krim vanili yang disajikan berulir-ulir seperti tumpukan spaghetti dan diatasnya ditaburi kacang, coklat dan sukade.
pic
Spaghetti Ice Cream Ragusa
Di bagian depan tempat ini juga ada penjual otak-otak dan rujak juhi yang dapat dipesan sebagai makanan ringan pendamping es krim. Kadang ada 'pengamen' bersuara indah dan pengunjung dapat memesan lagu-lagu baik lagu tempo doeloe maupun masa kini.
2. Zangrandi, Surabaya
Zangrandi adalah kedai es krim tertua di Surabaya yang masih mempertahankan eksistensinya sampai sekarang. Kedai es krim ini didirikan oleh Renato Zangrandi yang berasal dari Italia pada tahun 1930. Dia mendirikan kedai es krim di lokasi yang strategis, di seberang gedung yang sekarang bernama Balai Pemuda. Dulu gedung itu adalah tempat pesta para meneer dan mevrouw Belanda. Jadi sebelum atau sesudah pesta, orang-orang elit itu mampir dulu ke toko es krim Zangrandi. Bangunan yang sekarang beralamat di jalan Yos Sudarso no 15, Surabaya ini masih merupakan bangunan dengan arsitektur jaman Belanda dan menjadi salah satu cagar budaya di Surabaya. Oleh karena itu, bentuk bangunannya masih dipertahankan seperti saat pertama kali dibangun. Pintu dan jendela serta perabot yang digunakan seperti kursi rotan berwarna merah kuning beserta mejanya membuat suasana tempo doeloe semakin terasa. Pengunjung bisa memilih, mau duduk di halaman bangunan sambil menikmati lalu-lalang kendaraan atau duduk di dalam.
pic
Zangrandi sekitar tahun 1930an
Zangrandi sekitar tahun 1930an
Zangrandi kini, tampak luar
Zangrandi kini, tampak dalam
Es krim yang pertama kali terkenal dari Zangrandi adalah Tutti Frutti yaitu es krim berbentuk segitiga dengan berbagai rasa buah-buahan yang nikmat. Sedangkan es krim yang menjadi favorit di Zangrandi adalah Macedonia, es krim bulat yang bagian atasnya dibentuk seperti huruf V dan ceruk itu diisi rhum. Rasa es krim yang unik diimbangi dengan tekstur es krim yang sedikit kasar (tidak terlalu lembut seperti es krim modern) dan mudah lumer. Tentunya karena es krim ini memakai resep jadul asli tanpa tambahan bahan kimia.
pic
Es Krim Tutti Frutti Zangrandi
Es krim Macedonia Zangrandi
Selain es krim, di sini juga menjual makanan ringan seperti risoles, lumpia, siomay dan lain-lain.
3. PT. Rasa, Bandung
Rasa Bakery & Café menempati lokasi di Jl. Tamblong No.15 Bandung (daerah kota tua). Suasana tempo doeloe dengan bangunan bercat putih bergaya arsitektur Eropa (art deco) menjadi ciri khas tempat ini. Beberapa bagian dari bangunan masih menggambarkan suasana lampau meskipun bangunan sudah dipugar. Misalnya, bentuk jendela yang besar, gorden, tirai yang menghiasi jendela maupun kanopi yang biasa terdapat pada rumah-rumah lama. Suasana dalam restoran terkesan lapang dan sejuk sehingga nyaman sebagai tempat bersantap.
Dahulu, tempat ini bernama Hazes shop & café yang populer pada tahun 1936 di kota Bandung. Seorang dengan kewarganegaraan Belanda adalah pemilik dari Hazes, sayang namanya tidak diketahui. Pada tahun 1963, Hazes dibeli oleh Ny. Kamarga yang merupakan warga Negara Indonesia keturunan. Menyusul pada tahun 1968, Hazes berganti nama menjadi Rasa dan sekaligus mengganti status menjadi Perseroan Terbatas.
pic
Kawasan Tamblong, Bandung sekitar tahun 1930an
PT. Rasa kini, tampak luar
PT. Rasa kini, tampak dalam
Makanan yang tersedia cukup beraneka ragam. Tersedia makanan ringan juga makanan berat ala Indonesia maupun mancanegara untuk makan siang dan makan malam, namun yang unik dan menjadi daya tarik pengunjung Rasa Bakery & Café adalah es krim. Es krim tempo dulu ini dibuat dari susu asli secara home made dengan resep turun temurun dan tanpa bahan pengawet sehingga memberikan rasa es yang nikmat. Salah satu menu yang khas adalah Coconut Royale ice cream, yaitu setengah batok kelapa muda yang berisi tiga scoop es krim stroberi, pisang, dan moka dan ditaburi buah-buahan.
pic
Es Krim Coconut Royale PT. Rasa
LANJUTANNYA DI BAWAH YA sob
Original Source